Jadi Rebutan Google, ChatGPT, Meta, Apple: Gaji Peneliti AI Tembus Rp 3 Triliun

Desy Setyowati
14 Juli 2025, 18:42
gaji peneliti AI, gaji ahli ai, google, meta, openai, chatgpt,
Gemini, Katadata/Desy Setyowati
Ilustrasi peneliti AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

OpenAI ChatGPT menyindir Meta, karena merekrut para mantan karyawannya dan menawarkan gaji besar. Para peneliti AI kini menjadi rebutan raksasa teknologi seperti kedua perusahaan ini, Microsoft, Apple hingga Amazon.

Menurut orang dalam di industri dan data perekrutan, Meta menawarkan paket kompensasi total lebih dari £ 750 ribu atau Rp 16,5 miliar (kurs Rp 21.952 per pound sterling), dan dalam beberapa kasus melebihi £ 1 juta atau Rp 22 miliar.

Untuk merekrut pendiri ScaleAI Alexandr Wang bahkan induk WhatsApp itu berinvestasi US$ 14,3 miliar atau Rp 233 triliun (kurs Rp 16.210 per US$) ke startup ini. Meta akan memiliki 49% saham perusahaan rintisan AI ini, tetapi tidak memiliki hak suara.

ScaleAI menyediakan data berkualitas tinggi yang berfungsi untuk pengembangan AI. Startup ini dikenal unggul dalam pelabelan data skala besar, baik foto, video, lidar maupun sensor 3D, serta mengevaluasi dan memvalidasi model.

Meta disebut-sebut mengeluarkan hampir US$ 15 miliar atau Rp 244 triliun untuk merekrut Alexandr Wang, termasuk investasi di Scale AI, dan menggaet tiga peneliti AI OpenAI untuk masuk ke tim Meta Superintelligence Labs.

Angka itu belum menghitung tawaran paket gaji lebih dari US$ 200 juta atau Rp 3,2 triliun untuk Ruoming Pang, mantan peneliti AI Apple. Pang akan masuk ke tim Meta Superintelligence Labs.

Sumber Bloomberg menyampaikan paket kompensasi untuk karyawan yang direkrut di Meta Superintelligence Labs, terdiri dari gaji pokok, bonus penandatanganan, dan saham Meta, dengan saham sebagai bagian terberat dari paket tersebut.

“Jika karyawan harus meninggalkan ekuitas startup yang signifikan untuk bergabung dengan Meta, bonus penandatanganan mungkin lebih tinggi untuk menutupi peluang yang hilang tersebut,” kata sumber.

Hal itu merupakan upaya CEO Meta Mark Zuckerberg untuk mengintegrasikan AI dan metaverse. “Investasi terbesar kami adalah memajukan AI dan mengintegrasikannya ke dalam setiap produk," ujar Zuckerberg awal tahun ini, dikutip dari CapacityMedia, Senin (14/7).

Induk Facebook itu sedang mengembangkan LLM berbobot open-source sendiri di bawah seri LLaMA atau Large Language Model Meta AI. Perusahaan merilis LLaMA 3 pada April, dan tengah mengembangkan LLaMA 4.

Meta diperkirakan menghabiskan sekitar US$ 65 miliar untuk infrastruktur dan gaji peneliti AI selama 2025.

CEO OpenAI Sam Altman secara terbuka mengkritik taktik Meta dan menuduh perusahaan itu mencoba untuk meniru strateginya.

"Saya dengar Meta menganggap kami sebagai pesaing terbesar mereka. Upaya mereka mengembangkan AI belum berjalan sebaik yang mereka harapkan, dan saya menghargai sikap agresif dan terus mencoba hal-hal baru," ujar Sam Altman dalam acara podcast ‘Uncapped with Jack Altman’.

"Sejauh ini, belum ada satu pun staf terbaik kami yang memutuskan untuk menerima tawaran itu,” Altman menambahkan. Ia juga mengatakan induk Instagram itu menawarkan bonus penandatanganan kepada staf OpenAI hingga US$ 100 juta.

Ia menyatakan bahwa upaya meniru model OpenAI kemungkinan besar akan gagal. “Saya pikir banyak orang, dan Meta akan menjadi yang baru, yang berkata 'kami hanya akan mencoba untuk meniru OpenAI'. Pada dasarnya, itu tidak akan pernah berhasil. Anda akan selalu kembali ke tempat pesaing Anda berada, dan Anda tidak membangun budaya untuk mempelajari bagaimana rasanya berinovasi,” kata dia.

Sementara itu, sumber Bloomberg mengatakan Apple tidak menawarkan Ruoming Pan gaji lebih tinggi dari tawaran Meta. “Karena gaji (yang ditawarkan Meta) jauh melebihi gaji di perusahaan untuk para pemimpin selain CEO Tim Cook,” kata dia.

Menurut laporan Business Insider mengutip dokumen Departemen Tenaga Kerja Amerika, engineer perangkat lunak alias software di Google bisa mendapatkan gaji pokok US$ 340 ribu atau Rp 5,5 miliar.

Selain gaji pokok, perusahaan akan memberikan saham dan bonus. Posisi seperti manajer produk, peneliti AI, dan orang-orang yang bekerja di posisi teknis lainnya mendapatkan paket gaji yang lebih besar.

Raksasa Teknologi Investasi di Startup untuk Rekrut Ahli AI

Google merekrut Varun Mohan, salah satu pendiri dan CEO startup coding AI Windsurf pada Sabtu (12/7). Sebagai bagian dari kesepakatan ini, perusahaan juga merekrut karyawan senior riset dan pengembangan Windsurf.

"Anak usaha Alphabet itu tidak berinvestasi di Windsurf, tetapi bakal mengambil lisensi non-eksklusif untuk teknologi tertentu," menurut seorang sumber yang mengetahui masalah ini, dikutip dari CNBC Internasional. Windsurf tetap bebas untuk melisensikan teknologinya kepada pihak lain.

Cara tersebut mirip dengan Meta yang berinvestasi di ScaleAi, dan merekrut Alexandr Wang.

Sumber mengatakan Google membayar US$ 2,4 miliar untuk mengambil lisensi dan kompensasi gaji peneliti AI dari Windsurf. Startup ini populer dengan vibe coding, yaitu proses penggunaan perangkat AI modern untuk menulis kode.

Para developer dan non-pengembang vibe coding untuk menghasilkan pendapatan lebih tinggi bagi Windsurf dan para pesaingnya, seperti Cursor, yang juga dipertimbangkan untuk diakuisisi oleh OpenAI. Minat yang tinggi ini mendorong para investor untuk memberikan valuasi yang lebih tinggi kepada perusahaan-perusahaan rintisan itu.

Character.AI, Amazon, Microsoft merekrut ahli AI dengan cara yang sama. Amazon melakukan kesepakatan dengan Adept, dan Microsoft lewat startup Inflection.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...