Google Maps, Peta Digital yang Petakan 98% Populasi Bumi

Pingit Aria
18 Desember 2019, 18:52
Google Map juga semakin lengkap dengan kehadiran fitur yang memungkinkan pengguna mengetahui waktu kedatangan Trans Jakarta
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Google Map juga semakin lengkap dengan kehadiran fitur yang memungkinkan pengguna mengetahui waktu kedatangan Trans Jakarta

Layanan peta digital Google Maps mengklaim satelit mereka telah memetakan 98% wilayah berpenduduk di bumi. Google Maps telah memetakan lebih dari 16 juta kilometer jalan di seluruh dunia. Jumlah itu setara dengan 400 kali keliling Bumi.

Selain itu, Google Earth yang memiliki kemampuan untuk memperlihatkan bangunan dengan pemodelan 3D. Lewat fitur ini, pengguna dapat menelusuri 36 juta mil persegi atau 57,9 juta kilometer citra satelit dengan resolusi tinggi untuk melihat dunia dari atas.

"Saat ini Google Maps telah menjangkau lebih dari 98% populasi bumi, ditambah lagi dengan layanan Google Earth yang memungkinkan pengguna dapat menjelajahi tempat di Bumi dengan resolusi tinggi hingga 36 juta mil persegi," kata Senior Product Manager Google Maps, Thomas Escobar dikutip dari blog resmi Google.

Menurutnya, jumlah pengguna Google Maps saat ini telah mencapai 1 miliar orang. Untuk mengumpulkan gambar, Google memanfaatkan alat bernama Trekker yang menggunakan sistem kamera Street View.

Sepanjang 2019 saja, Trekker telah mengumpulkan citra tujuh juta obyek yang sulit dijangkau di berbagai lokasi, seperti Armenia, Bermuda, Lebanon, Myanmar, Tonga, Zanzibar dan Zimbabwe.

(Baca: Google dan Facebook Bangun Pusat Data di RI, Kominfo Siapkan Aturan)

Saat foto berhasil didokumentasikan, tim Google Maps menggunakan teknik yang disebut fotogrametri untuk menjahit satu set citra agar menjadi gambar yang utuh. "Gambar-gambar ini menunjukkan kepada kita detail yang sangat penting tentang suatu area seperti jalan, bangunan dan sungai," tutur Escobar.

Google Maps juga menambahkan fitur Augmented Reality (AR) untuk meningkatkan navigasi bagi pejalan kaki. Teknologi AR memanfaatkan teknologi AR dan kamera ponsel belakang. Lalu, Google juga memanfaatkan Visual Positioning System yang berfungsi untuk memperkirakan pengguna berdiri di posisi yang tepat saat menggunakan Google Maps sebagai penunjuk jalan mereka.

Saat Google Maps menemukan lokasi pengguna, akan muncul tanda panah penunjuk jalan pada layar ponsel dengan latar animasi. Kemudian, pengguna hanya perlu mengikuti tanda panah tersebut untuk mencapai lokasi tujuan.

(Baca: Sejajar Boyband Korea, Nadiem Paling Banyak Dicari di Google Tahun Ini)

Google Maps adalah layanan peta digital yang dikembangkan oleh Google. Layanan ini memberikan citra satelit, peta jalan, panorama 360°, kondisi lalu lintas, dan perencanaan rute untuk bepergian, baik dengan berjalan kaki, sepeda, mobil, atau angkutan umum.

Google Maps dimulai sebagai program desktop yang dirancang oleh Lars dan Jens Eilstrup Rasmussen pada Where 2 Technologies. Pada Oktober 2004, perusahaan ini diakuisisi oleh Google, yang diubah menjadi sebuah aplikasi web. Setelah akuisisi tambahan dari perusahaan visualisasi data geospasial dan analisis lalu lintas, Google Maps diluncurkan pada Februari 2005. Google Maps untuk seluler dirilis pada September 2008.

Bagaimanapun, pemetaan dan rekam gambar oleh Google juga menuai kritik karena dapat mengganggu privasi, terutama yang mencakup properti pribadi. Banyak yang berpikir bahwa Google sudah memiliki terlalu banyak data, lingkungan, hingga aktivitas online masyarakat.

Apalagi, di antara data pengguna itu dimanfaatkan untuk target iklan. Seperti diketahui, Google sebagian besar dari US$ 140 miliar pendapatan tahunan Google berasal dari iklan bertarget.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...