Huawei Daftarkan OS Pengganti Android, Harmony di Eropa
Perusahaan teknologi asal Tiongkok, Huawei dikabarkan mendaftarkan sistem operasi (Operating System) baru sebagai pengganti Android di Eropa. OS tersebut kabarnya diberi nama Harmony.
Huawei sudah mengajukan merek dagang tersebut ke kantor Hak Kekayaan Intelektual Uni Eropa (European Union Intellectual Property Office/EUIPO) pada 12 Juli lalu. “Saat ini, pendaftaran OS itu masih diproses EUIPO,” demikian dikutip dari GSMArena, kemarin (14/7).
Di Eropa, Huawei telah mendaftarkan OS Ark. Di negara asalnya, Huawei memberi nama OS-nya HongMeng. TechRadar melaporkan, OS Harmony akan tersedia di ponsel seluler maupun komputer.
(Baca: Huawei Klaim Sistem Operasi Hongmeng 60% Lebih Cepat daripada Android)
Huawei Central menyebutkan, OS HongMeng telah dikembangkan oleh Huawei sejak 2012 lalu. Sistem operasi ini dikembangkan guna mengantisipasi keadaan yang tidak diinginkan. Misalnya, ketika Huawei masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di Amerika Serikat (AS).
Rencananya, Huawei bakal meluncurkan OS HongMeng bersamaan dengan acara Huawei Global Developer Conference di Songshan Lake, Dongguan, Tiongkok pada 9 Agustus 2019. Konferensi tersebut diprediksi akan dihadiri oleh 1.500 mitra dan lima ribu pengembang global.
ChinaDaily juga pernah melaporkan bahwa Huawei menyiapkan satu juta ponsel OS HongMeng untuk uji coba. CEO kelompok bisnis konsumen Huawei Yu Chengdong mengatakan, sistem operasi tersebut akan digunakan untuk ponsel, komputer, tablet, televisi, mobil, dan perangkat pintar lainnya.
(Baca: Bos Huawei Prediksikan Kerugian Google Imbas OS Hongmeng)
Pendiri Huawei Ren Zhengfei mengklaim OS Hongmeng mendorong kinerja ponsel 60% lebih cepat dibanding OS Android. Hal itu dapat terjadi karena OS miliknya dirancang untuk diterapkan pada berbagai perangkat mulai dari ponsel hingga pusat data.
Akan tetapi, Ren mengakui perusahaannya belum memiliki alternatif untuk toko aplikasinya, selain Google Play dan App Store milik Apple. "Kami sedang mengusahakannya," kata Ren dikutip dari ZDNet, beberapa waktu lalu (8/7). Hal ini terjadi karena Huawei masuk daftar hitam (blacklist) terkait perdagangan di Amerika Serikat (AS).
Kabar baiknya, Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan pelonggaran sanksi bagi Huawei. Para pejabat AS mengatakan Huawei masih masuk dalam daftar hitam terkait perdagangan. Namun, mereka akan mengeluarkan lisensi yang memungkinkan perusahaan AS untuk berdagang dengan Huawei.
Lisensi tersebut akan dikeluarkan, jika pemerintah AS menganggap Huawei tidak mengancam keamanan nasional Negeri Paman Sam. Namun, pemerintah AS tidak merinci maksud dari ancaman keamanan nasional tersebut.
(Baca: Punya OS Hongmeng, Huawei Dilaporkan Tertarik Gunakan OS Rusia)