Pangsa Pasar Blockchain di Perbankan Global Diramal Tembus Rp 327 T

Fahmi Ahmad Burhan
1 April 2021, 14:30
blockchain, perbankan,
Katadata
Teknologi blockchain semakin masif digunakan oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya sejak 2018.

Perusahaan simulator perdagangan  mata uang kripto (cryptocurrency) Crypto Parrot memproyeksikan pasar blockchain di sektor perbankan dan lembaga keuangan lain secara global tumbuh 15 kali lipat hingga mencapai US$ 22,46 miliar atau Rp 327,5 triliun pada periode 2021 sampai 2026.

Crypto Parrot menyebutkan bank dan lembaga keuangan itu akan terus meningkatkan pengembangan teknologi berbasis blockchain setiap tahun untuk solusi bisnisnya. Rata-rata, ukuran pangsa pasar diperkirakan tumbuh hampir 74% setiap tahun.

Sebagian besar solusi blockchain itu mencakup rantai bisnis hulu pada organisasi internal hingga bisnis hilir ke klien.  "Blockchain akan menawarkan penggunaan (usecase) yang aktual sebagai imbalan dari lonjakan ukuran pasar," kata Crypto Parrot dalam siaran persnya pada Rabu (31/3).

Crypto Parrot juga memperkirakan, seiring pangsa pasar yang terus tumbuh, blockchain juga akan meningkatkan kualitas data. Selain itu, keamanan akses kepada pelanggan juga akan terus berkembang. "Mereka dapat dilacak lebih cepat saat menemukan kesalahan dengan segera," kata Crypto Parrot.

Perkiraan data pangsa pasar blockchain hingga 2026 juga tercatat dalam laporan Clifford Chance bertajuk "Blockchain Revolution 2020". Dalam laporan itu, teknologi blockchain semakin masif digunakan oleh perbankan dan lembaga keuangan lainnya sejak 2018.

Pada saat itu, pasar blockchain hanya mencapai US$ 277 juta. Kemudian, tahun ini laporan itu memperkirakan bahwa pangsa pasar blockchain mencapai US$ 1,4 miliar.  "Blockchain telah pindah dari posisi skeptis menuju posisi yang menguntungkan," kata partner di Clifford Chance Alexander Anichkin.

Alibaba Damo Academy juga sempat melaporkan bahwa layanan finansial menjadi industri terdepan dalam pengembangan teknologi blockchain. Pada 2018, Amerika Serikat dan Tiongkok adalah wilayah yang paling maju mengembangkan blockchain.

Menurut Alibaba Damo Academy, blockchain merupakan sistem penyimpanan data digital yang terdesentralisasi dan saling terhubungkan melalui kriptografi.

Dalam perkembangannya, banyak pihak menyambut blockchain. Sebab dianggap menciptakan terobosan dan model bisnis baru, lebih aman, cepat, dan transparan.

Di sektor finansial, penggunaan sistem ini dapat mengefisiensikan proses yang transaksi keuangan. Blockchain juga bisa digunakan untuk layanan crossborder payment atau pembayaran lintas negara, melalui private blockchain.

Namun tak sedikit pula yang meragukan. Aspek implementasi, regulasi, ancaman keamanan, kurangnya kemampuan, dan ketidakpastian Return on Investment (ROI) dianggap jadi penghambatnya.

Selain itu, Bank Indonesia sempat menilai, tantangan pemanfaatan blockchain sama banyaknya dengan keuntungan yang dapat. Persoalan yang mungkin dihadapi misalnya perlindungan konsumen, disintermediasi, keamanan data, stabilitas sistem keuangan, integritas keuangan, pencucian uang dan pendanaan terorisme, kejahatan siber, serta efektivitas kebijakan moneter.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...