Menang Lelang Frekuensi 5G, Telkomsel Incar Konsumen di Pelosok & UMKM
Perusahaan telekomunikasi, Telkomsel resmi menjadi salah satu pemenang seleksi pengguna pita frekuensi radio 2,3 Ghz. Spektrum ini bisa digunakan untuk jaringan internet generasi kelima alias 5G.
Telkomsel mendapatkan alokasi pita frekuensi tambahan total 20 MHz lewat lelang. Sebanyak 10 MHz pada Blok A di rentang 2360 – 2370 MHz untuk layanan zona 1, 4, 5, 6, 9, 10 dan 12. Lalu 10 MHz pada Blok C di 2380 – 2390 MHz untuk wilayah 4,5,6, 9, 10, 12 dan 15.
Dari total lebar pita 50 MHz yang dimiliki Telkomsel, 30 MHz untuk penggunaan nasional dan 20 MHz berdasarkan zona.
Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan, tambahan spektrum itu untuk mendorong akselerasi penggelaran infrastruktur jaringan bergerak seluler dengan teknologi generasi keempat atau 4G/LTE hingga ke pelosok Indonesia.
“Langkah korporasi melalui pita frekuensi ini telah mempertimbangan berbagai aspek seperti strategi pengembangan investasi dan bisnis yang matang, dengan dukungan finansial yang kuat. Ini seiring dengan roadmap transformasi Telkomsel yang kini menjadi perusahaan telekomunikasi digital,” kata Setyanto dalam siaran pers, Rabu (19/5).
Tambahan spektrum akan dimanfaatkan untuk memperkuat pengembangan layanan broadband terkini, yaitu 4G LTE. Caranya, memaksimalkan kapasitas dan kualitas jaringan bagi pelanggan hingga pelosok Indonesia.
Setyanto berharap langkah itu mendukung penguatan ekosistem digital di Tanah Air, termasuk industri kreatif digital, e-commerce, dan mendorong transformasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ke digital.
Untuk tahap awal, perusahaan berpelat merah itu bakal melanjutkan pembangunan base transceiver station (BTS) 4G/LTE dengan memaksimalkan frekuensi 2,3 GHz, terutama di wilayah yang memiliki trafik penggunaan layanan internet cukup tinggi. Setyanto menyampaikan, langkah ini memungkinkan masyarakat menikmati kecepatan akses maksimal mobile broadband.
Selain memperkuat 4G LTE, anak usaha Telkom itu bakal merambah 5G. Pada 2018, Telkomsel menggelar uji coba dan showcase pemanfaatan jaringan 5G untuk Asian Games 2018. Lalu akhir 2019, menguji coba 5G di Batam untuk sektor industri.
Namun untuk penerapan 5G membutuhkan tiga lapisan spektrum frekuensi. Rinciannya sebagai berikut:
Lapisan | Spektrum frekuensi | |
Rendah | Di bawah 1 Ghz | 700/800/900 MHz |
Tengah | 1 – 6 Ghz | 1,8 / 2,1 / 2,3 / 2,6 / 3,3 / 3,5 GHz |
Atas | Di atas 6 Ghz | 26/28 GHz |
Sumber: Kominfo
Sedangkan tambahan spektrum frekuensi 2,3 GHz dapat digunakan setelah proses penataan ulang (refarming) dan keluarnya Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Setyanto menyampaikan, izin akan diberikan secepatnya.
Proses refarming perlu dilakukan agar alokasi pita menjadi berdampingan (contiguous). Dengan begitu, menjadi lebih efisien dan optimal dalam mendukung penyelenggaraan jaringan konektivitas broadband.
Selain 2,3 Ghz, Telkomsel memiliki frekuensi 2,1 GHz dengan lebar pita 15 MHz. Lalu 1,8 GHz dengan lebar pita 22,5 MHz dan 800/900 MHz dengan lebar pita 15 MHz.
Pita 2,1 GHz, 1,8 GHz dan 800/900 MHz tersebut untuk alokasi penggunaan nasional.
“Telkomsel memahami saat ini ketersediaan spektrum frekuensi di Indonesia masih sangat terbatas. Sedangkan perbandingan antara pertumbuhan jumlah pengguna layanan internet dengan alokasi spektrum frekuensi milik Telkomsel harus terus sejalan,” ujar Setyanto.
Hingga akhir tahun lalu, perusahaan menggelar lebih dari 231 ribu BTS. Lebih dari 78% berteknologi BTS 3G/4G yang menjangkau 95% wilayah populasi di Indonesia.
Setyanto mengatakan, tambahan spektrum sangat penting dalam memperkuat tiga pilar digital Telkomsel yakni digital connectivity, digital platform, dan digital dervices. “Selama tahun lalu, bisnis digital berkontribusi lebih dari 71% dari total pendapatan,” kata dia.