32 Lembaga Dibobol Hacker, BSSN: Keamanan Siber Indonesia Membaik

Fahmi Ahmad Burhan
28 Oktober 2021, 16:46
BSSN, hacker, kebocoran data
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi kebocoran data

Menurutnya, pemerintah tidak boleh menganggap remeh serangan deface. “Ini bisa mengakibatkan kerusakan yang besar," kata Pratama dalam siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Senin (25/10).

Menurutnya, deface bisa menjadi celah bagi pelaku untuk masuk ke dalam sistem internal website. Kemudian dapat mencuri sejumlah data rahasia di situs yang terkena deface. "Bahaya apabila sudah masuk sampai ke dalam," katanya.

Serangan siber deface juga bisa berisi propaganda dengan tujuan tertentu. Biasanya, pelaku menyelipkan pesan provokatif pada website korban.

Sedangkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny G Plate sempat menyampaikan, ada 29 lembaga dan perusahaan yang mengalami kebocoran data sejak 2019 hingga Juni 2021. Rinciannya, tiga terjadi pada 2019 dan 20 tahun lalu.

Jika dihitung dengan kebocoran data pada Indonesian Health Alert Card atau eHAC dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan BSSN, maka totalnya 32.

Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya menilai, pengelolaan keamanan IT di lembaga pemerintahan cenderung lemah. Ini karena kurangnya pengetahuan, kemampuan hingga kesadaran atas pentingnya keamanan siber.

Selain itu, lembaga pemerintahan mengandalkan pengadaan layanan IT yang berbasis proyek. Menurutnya, ini memberi celah bagi para pelaku serangan siber untuk melancarkan aksi.

"Yang diserang umumnya memang yang lemah dan mudah diserang," kata Alfons kepada Katadata.co.id, Rabu (27/10).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...