Cegah Kekhawatiran Pengguna, Facebook Matikan Sistem Pengenalan Wajah
Facebook berencana mematikan sistem pengenalan wajah atau face recognition karena banyaknya pengguna yang khawatir terhadap keamanan data pribadi mereka. Raksasa teknologi itu juga akan menghapus 1 miliar data wajah yang telah terdeteksi.
Setelah menghapus sistem pengenalan wajah, pengguna Facebook tidak perlu lagi melakukan verifikasi dengan cara mencocokkan wajah pada foto dan video di platform. Media sosial yang dikembangkan Mark Zuckerberg itu juga tidak bisa lagi mengelola data wajah penggunanya yang telah teridentifikasi.
"Ada sepertiga pengguna Facebook atau sekitar 1 miliar pengguna yang telah memilih layanan pengenalan wajah itu," kata VP of Artificial Intelligence Meta Jerome Pesenti dikutip dari The Guardian pada Rabu (3/11).
Pesenti mengatakan, alasan Facebook mematikan sistem pengenalan wajah adalah keamanan dan privasi. Banyak pengguna yang merasa khawatir data pribadi mereka tersebar secara digital.
"Di tengah kekhawatiran itu, kami percaya bahwa menghapus penggunaan pengenalan wajah adalah tepat,” katanya.
Sedangkan, juru bicara Meta mengatakan bahwa Facebook sebenarnya menyiapkan rencana pengembangan teknologi pengenalan wajah berbasiskan kecerdasan buatan untuk penggunaan positif. Namun, privasi, kontrol, dan transparansi tetap menjadi yang utama.
Facebook mengenalkan teknologi pengenalan wajah pada 2010 dan telah beberapa kali menghadapi gugatan karena teknologi itu. Pada Maret 2021, mereka menghadapi gugatan pelanggaran data pribadi yang diajukan 1,6 juta pengguna dalam bentuk class action.
Para penggugat menuduh Facebook telah melanggar Undang-Undang Privasi Illinois karena penggunaan teknologi biometrik pengenalan wajah. Facebook dinilai tidak mengajukan persetujuan terlebih dulu sebelum mengidentifikasi wajah melalui teknologi biometrik itu. Hakim distrik di AS pun menyetujui penyelesaian kasus dengan mendenda perusahaan sebesar US$ 650 juta atau Rp 9,3 triliun.
Penghapusan teknologi pengenalan wajah dilakukan Facebook seiring dengan pergantian nama induk perusahaan menjadi Meta Platforms Inc. Ke depan, induk perusahaan Facebook akan berfokus menuju perusahaan metaverse dibandingkan menjadi perusahaan media sosial.
Meta akan membangun dunia virtual menggunakan beragam perangkat berbasis virtual reality (VR) dan augmentend reality (AR). “Metaverse adalah (target) berikutnya,” kata CEO Meta Mark Zuckerberg saat presentasi di konferensi Connect Facebook yang diadakan secara virtual pekan lalu.
Zuckerberg menargetkan Facebook berubah menjadi perusahaan metaverse dalam lima tahun. "Kami pada dasarnya bergerak dari Facebook sebagai perusahaan media sosial menjadi perusahaan 'metaverse' pertama.”