Kecepatan 5G Indonesia Kalah Jauh Dibandingkan Negara Tetangga
Perusahaan analisis jaringan telekomunikasi OpenSignal melaporkan, kecepatan internet 5G Indonesia di posisi paling bawah dibandingkan negara Asia Pasifik lainnya. Sedangkan Korea Selatan memimpin.
Laporan Opensignal bertajuk 'Benchmarking the 5G Experience Asia Pacific 2022' menunjukkan, Korea Selatan unggul dalam kecepatan unduhan, unduhan puncak, dan unggah terkait 5G.
Pengguna jaringan 5G di Korea Selatan menjadi satu-satunya yang menikmati kecepatan unduh rata-rata lebih dari 300 Megabita per detik (Mbps).
"Korea Selatan memimpin dalam komersialisasi 5G sejak 2019. Cakupan 5G ada di banyak kota. Bahkan, negara ini akan memimpin pengembangan jaringan internet generasi keenam atau 6G," demikian dikutip dari Gizchina, Selasa (26/4).
Di bawah Korea Selatan ada Taiwan dengan kecepatan unduhan 263,1 Mbps. Disusul Selandia Baru (253 Mbps), Australia (597,8 Mbps), Singapura (198,4 Mbps), dan Jepang (158,4 Mbps).
Indonesia menjadi negara di Asia Pasifik dengan kecepatan unduhan terendah, yakni 69,3 Mbps. Tanah Air dibandingkan Thailand (140,9 Mbps), Filipina (136,6 Mbps), dan Hong Kong (136,3 Mbps).
Sedangkan data per Januari 2022 dapat dilihat pada Databoks di bawah ini:
Posisi Nusantara juga yang terendah terkait ukuran kecepatan unduhan puncak, yaitu 192,9 Mbps. Angkanya jauh dibandingkan Korea Selatan 866,9 Mbps.
Terkait ukuran kecepatan unduhan puncak, di bawah Korea Selatan ada Taiwan (614 Mbps). Lalu Australia (597,8 Mbps), dan Jepang (506,7 Mbps).
Di Asia Tenggara, Singapura memimpin dengan kecepatan unduhan puncak 503,9 Mbps. Sedangkan, Filipina (408,7 Mbps) dan Thailand (388,9 Mbps).
Indonesia tidak berada pada posisi paling buncit terkait kecepatan unggah, yakni 19,2 Mbps. Tanah Air mengalahkan Australia (15,7 Mbps), Filipina (13,6 Mbps), dan Jepang (13,3 Mbps).
Namun, posisinya tetap jauh dibandingkan Korea Selatan (36,1 Mbps), Taiwan (30 Mbps), dan Hong Kong (24 Mbps).
OpenSignal mencatat, rendahnya skor kecepatan internet 5G di Indonesia terjadi karena keterlambatan adopsi. "Operator Indonesia baru mulai meluncurkan 5G pada pertengahan 2021, sehingga hasilnya mencerminkan tahap yang jauh lebih rendah dari pasar lain," kata OpenSignal dalam laporannya, Maret (17/3).
Meski begitu, OpenSignal mengungkapkan bahwa posisi Indonesia kemungkinan akan berubah secara signifikan di masa mendatang. Ini seiring dengan banyaknya operator Indonesia yang memperluas layanan 5G mereka.