Pergeseran Cara Menikmati Bacaan dari Buku Fisik ke E-book

Shabrina Paramacitra
Oleh Shabrina Paramacitra - Tim Riset dan Publikasi
13 Juni 2022, 16:28
Perubahan zaman membuat budaya membaca turut berubah dari buku fisik ke e-book.
ANTARA FOTO/Novrian Arbi/wsj.

Di luar itu, secara umum buku yang paling sering dibaca oleh masyarakat Indonesia adalah kitab suci. Hal itu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2018.

Sementara itu, sejak 2016 - 2020, minat baca masyarakat Indonesia terus meningkat. Hal itu terlihat dari data Perpusnas berikut ini.

Warga Yogyakarta memiliki minat baca yang paling tinggi. Berdasarkan data BPS tahun lalu, tingkat kegemaran membaca masyarakat di DI Yogyakarta berada pada level 70,55. Masyarakat DI Yogyakarta membaca lebih dari enam kali dalam sepekan, dengan durasi membaca rata-rata 1 jam 46 menit per hari. Jumlah buku yang dibaca rata-rata lima hingga enam buku setiap tiga bulannya.

Kebiasaan membaca tidak hanya digalakkan kepada masyarakat umum. Di dunia pendidikan yang erat dengan budaya membaca, akses kepada buku-buku digital juga disediakan dengan lebih luwes. Pendidikan.id misalnya. Startup teknologi pendidikan atau education technology (edtech) ini mengandalkan aplikasi Kipin untuk metode pembelajaran hibrida bagi penggunanya.

Salah satu layanan dalam aplikasi Kipin adalah server perpustakaan digital internal sekolah. Melalui layanan ini, sekolah dapat mengunggah file, baik dokumen dan maupun video, ke dalam server Kipin. Perpustakaan digital diharapkan mampu memperluas akses bahan bacaan sekaligus dokumentasi bagi para siswa maupun guru.

Kehadiran bahan bacaan dan sarana membaca secara digital selaras dengan upaya penguatan literasi digital yang diusung Kominfo, khususnya pilar budaya digital. Budaya digital tak lain adalah hasil kreativitas masyarakat yang menggunakan teknologi internet. Ya, salah satu hasil dari semakin menguatnya budaya digital adalah perubahan pola konsumsi masyarakat atas bahan bacaan..

Adapun, saat ini terdapat beberapa inisiatif bersama yang bertujuan meningkatkan literasi digital termasuk pilar budaya digital di dalamnya. Inisiatif yang dimaksud, contohnya kehadiran Literasidigital.id, Batik Siberkreasi, Pandu Digital, School of Influencer, StopHoax.id, dan Kreator Nongkrong.

Pembahasan lebih jauh seputar pilar-pilar literasi digital, Anda dapat mengunjungi info.literasidigital.id. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...