17 Juta Data Pelanggan Diduga Bocor, PLN: Aman

Desy Setyowati
19 Agustus 2022, 17:22
pln, kebocoran data, kominfo
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi transaksi pembayaran di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Kantor Distribusi Jakarta Raya, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2019).

Dugaan kebocoran data pengguna Perusahaan Listrik Negara (PLN) viral di media sosial. PLN menyampaikan bahwa data pelanggan dalam kondisi aman dan layanan berjalan normal.

Juru bicara PLN Gregorius Adi Trianto mengatakan, data yang beredar merupakan replikasi. Ini bukan data transaksional aktual dan sudah tidak diperbarui.

“Kami memastikan bahwa server data milik PLN aman dan tidak dimasuki oleh pihak lain. Data transaksi aktual pelanggan aman,” ujar Gregorius kepada Katadata.co.id, Jumat (19/8).

Ia menyatakan, PLN telah dan terus menerapkan keamanan berlapis bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Ini sebagai tindakan pengamanan dalam memperkuat dan melindungi data pelanggan.

“Kami sedang melakukan investigasi atas penggunda yang terotorisasi dan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum jika ditemukan ada indikasi pelanggaran hukum menyangkut kerahasiaan data perusahaan,” ujar Gregorius.

Sebelumnya, pengguna internet di Twitter melaporkan adanya dugaan penjualan lebih dari 17 juta data pelanggan PLN. Berdasarkan tangkapan layar (screenshot) yang dibagikan, terlihat laman web breached.to dengan akun bernama "loliyta" menjual data pengguna PLN.

Beberapa data pelanggan PLN yang dijual di antaranya ID lapangan, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat rumah, nomor meteran, tipe meteran hingga nama unit UPI.

Chairman lembaga riset siber CISSReC alias Communication & Information System Security Research Center Pratama Persadha mengatakan, ketika dicek nomor ID pelanggan tersebut, muncul nama yang sesuai. Maka kemungkinan data yang bocor ini merupakan data dari pelanggan milik PLN.

"Sebenarnya 10 sampel data pelanggan PLN dari total 17 juta data yang diklaim tersebut belum bisa membuktikan datanya bocor, berbeda dengan kebocoran data BPJS serta lembaga besar lain yang data sampelnya dibagikan sangat banyak ribuan bahkan jutaan,” kata dia kepada Katadata.co.id, Jumat (19/8).

Menurutnya, perlu dilakukan forensik digital untuk mengetahui celah keamanan mana yang dipakai untuk menerobos.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...