Asal Mula Teknologi Modifikasi Cuaca: Dari Thailand ke Tangan Habibie

Lavinda
Oleh Lavinda
27 April 2023, 14:35
Cuaca
ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/nym.
Prajurit TNI Angkatan Udara mempersiapkan garam untuk Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lanud Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (24/2/2023).

Berawal dari itu, Presiden Soeharto mengutus Habibie yang kala itu menjabat Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), untuk mempelajari teknologi modifikasi cuaca. Kemudian, proyek percobaan hujan buatan dimulai pada 1977, masih didampingi asistensi dari Thailand.

"Jadi memang awalnya dulu teknologi modifikasi cuaca ini dipelajari di Thailand dan diaplikasikan di Indonesia. Fokusnya untuk mendukung sektor pertanian dengan cara mengisi waduk-waduk strategis baik untuk kebutuhan PLTA (pembangkit listrik tenaga air) atau irigasi," jelas Koordinator Laboratorium Pengelola Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN, Budi Harsoyo, seperti dikutip dari website resmi BRIN, Kamis (27/4).

Habibie yang juga Mantan Menteri Riset dan Teknologi saat itu menempatkan proyek hujan buatan berada pada Direktorat Pengembangan Kekayaan Alam (PKA) BPPT.

Pada 1985, pemerintah mendirikan UPT Hujan Buatan berdasarkan SK Menristek/Ka BPPT No 342/KA/BPPT/XII/1985. Lalu tahun 2015, mulai dikenal istilah teknologi modifikasi cuaca sesuai dengan Peraturan Kepala BPPT No 10 Tahun 2015 yang mengubah nomenklatur UPT Hujan Buatan menjadi Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca.

"Tahun 2021 setelah terintegrasi ke BRIN, kini pelayanan Teknologi Modifikasi Cuaca berada di Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca di bawah Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset dan Kawasan Sains dan Teknologi," ungkap Harsoyo.

Dijelaskan Harsoyo, dalam satu dekade terakhir, frekuensi bencana hidrometeorologi semakin meningkat, baik kebakaran hutan dan lahan, longsor, dan banjir. Mengamati hal itu, pengaplikasian teknologi modifikasi cuaca berkembang untuk memitigasi bencana.

"Saat ini teknologi modifikasi cuaca paling banyak dan rutin digunakan untuk kebutuhan kebakaran hutan dan lahan yang hampir setiap tahun dilakukan. Bahkan Thailand yang dulu kita pelajari, sekarang justru belajar operasinya dari Indonesia terutama untuk kebutuhan mitigasi bencana," ujar Budi Harsoyo.

Tren permintaan teknologi modifikasi cuaca kemudian meluas sesuai kebutuhan, seperti penanggulangan kebakaran hutan dan pembasahan lahan gambut, penangulangan banjir dan pengurangan curah hujan ekstrem, hingga pengamanan infrastruktur dan acara besar kenegaraan.

Pertama kali, operasi teknologi modifikasi cuaca yang bertujuan untuk mengurangi curah hujan diaplikasikan untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan SEA Games XXVI Palembang 2011. Kemudian dilakukan untuk penanggulangan banjir Jakarta pada 2013, 2014, dan 2020, Moto GP Mandalika 2022, hingga yang terakhir Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 2022.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...