Ekonomi RI Berpotensi Rugi Rp 544 Triliun Akibat Pemanasan Global

Lavinda
Oleh Lavinda
7 Juli 2023, 15:42
pemanasan global
ANTARA FOTO/Jojon/rwa.
Foto udara petani memupuk padi di areal persawahan Ranomeeto, di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, Selasa (4/7/2023).

Menurut Dwikorita, informasi kondisi iklim terkini dari BMKG telah digunakan sebagai salah satu referensi atau bahan pertimbangan pengambilan keputusan serta rekomendasi dalam sistem pemantauan ketahanan pangan nasional. Data dan informasi tersebut berupa anomali iklim global, pemantauan kondisi iklim, dan prediksi iklim.

"Informasi tersebut dapat dijadikan referensi awal untuk menentukan status ketahanan pangan nasional. Apakah berada pada kategori aman, waspada, siaga, atau awas," pungkasnya.

Sebelumnya, BMKG menyatakan pemanasan iklim global mengakibatkan hasil panen menurun hingga gagal tanam. Pada akhirnya, hal itu turut berdampak buruk pada ketahanan pangan nasional.

"Ancaman krisis pangan sebagai dampak dari perubahan iklim bukan sekadar isapan jempol," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Focus Group Discussion (FGD) Perhimpunan Agronomi Indonesia seperti dikutip pada siaran pers, Jumat (7/7).

Dia menjelaskan suhu bumi secara global naik 1,2 derajat celsius saat ini. Angka tersebut dipandang sebagai angka yang kecil, padahal itu adalah angka yang besar dan mematikan.

"Banyak fenomena ekstrem, bencana hidro-meteorologi yang diakibatkan pemanasan global tadi," kata Dwikorita.

Menurut Dwikorita, bencana kelaparan seperti yang diprediksi Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia atau FAO akan terjadi pada 2050 adalah ancaman nyata. Terlebih, krisis pangan akan benar-benar terjadi jika tidak ada langkah kongkret untuk mengatasi krisis iklim.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...