Juru Bicara Induk Instagram Masuk Daftar Pencarian Orang di Rusia
Rusia memasukkan juru bicara induk Instagram yakni Meta, Andy Stone ke dalam daftar pencarian orang atau DPO sejak Minggu (26/11).
Hal itu pertama kali dilaporkan oleh media Rusia Tass dan outlet berita independen Mediazona.
Juru bicara induk Instagram itu menjadi DPO setelah pihak berwenang Rusia mengklasifikasikan Meta sebagai organisasi 'teroris dan ekstremis' pada Oktober. Hal ini memungkinkan pemerintah Rusia memidanakan orang yang bertanggung jawab atas tugas tertentu di perusahaan.
Namun basis data Kementerian Dalam Negeri Rusia tidak memerinci kasus juru bicara Meta. Sementara itu, induk Instagram ini belum berkomentar terkait juru bicara yang masuk DPO.
Menurut Mediazona, juru bicara Meta Andy Stone dimasukkan ke dalam DPO pada Februari 2022. Namun pihak berwenang tidak membuat pernyataan terkait pada saat itu dan tidak ada media berita yang melaporkan masalah tersebut.
Pada Maret tahun ini, Komite Investigasi Rusia membuka penyelidikan kriminal terhadap Meta. Induk Instagram ini diduga menghasut warga untuk melakukan kekerasan terkait Perang di Ukraina sejak awal tahun lalu.
Setelah pasukan Rusia pindah ke Ukraina, Andy Stone mengumumkan perubahan sementara pada kebijakan ujaran kebencian Meta.
Kebijakan itu memungkinkan pengguna mengunggah konten sebagai bentuk ekspresi politik, yang biasanya diangtap melanggar aturannya. "Contohnya, ujaran kekerasan seperti ‘matilah penjajah Rusia'," demikian dikutip dari ABCNews, Senin (27/11).
Walaupun Andy Stone saat itu menambahkan bahwa seruan untuk melakukan kekerasan terhadap warga sipil Rusia tetap dilarang.
Mediazona pada Minggu (26/11) mengklaim bahwa pengadilan Rusia yang tidak disebutkan namanya, mengeluarkan surat perintah penangkapan awal terhadap Andy Stone atas tuduhan memfasilitasi terorisme.
Laporan itu tidak memerinci sumber informasi, sehingga tidak dapat diverifikasi secara independen.
Platform media sosial Barat termasuk Facebook, Instagram, dan X atau Twitter populer di kalangan anak muda Rusia sebelum invasi Ukraina pada 2022. Rusia kemudian memblokir platform media sosial.