Bisnis Data Center Moncer, Bos DCII Toto Sugiri Belum Mau Gaet Perusahaan Global

Ringkasan
- Indonesia unggul dalam bisnis pusat data dengan ketersediaan energi terbarukan, pangsa pasar terbesar di Asia Tenggara, dan harga listrik yang murah.
- Indonesia tertinggal dari Malaysia dan Thailand dalam investasi asing di bidang pusat data karena kalah gesit dalam kemudahan berusaha dan transparansi program.
- Pemerintah perlu menyederhanakan proses pengajuan insentif pajak dan memperjelas program investasi untuk menarik investor asing ke Indonesia.

CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri belum melirik peluang kerja sama dengan perusahaan global atau mengakuisisi perusahaan lokal di tengah moncernya bisnis pusat data.
“Tidak. Kami ingin mandiri. Indonesia saja. Tidak ada rencana,” ujar Toto Sugiri usai menghadiri acara IDE Katadata di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (18/2).
Toto Sugiri mencatat belum ada gangguan yang dialami DCI Indonesia. Namun dengan melejitnya bisnis data center, emiten dengan kode DCII ini memiliki lebih banyak pesaing.
“Satu sisi bagus, banyak yang berinvestasi data center di Indonesia. Tantangannya terkait persaingan,” kata Toto Sugiri.
Toto juga menilai Indonesia memiliki dua potensi untuk unggul di industri pusat data, yakni melimpahnya energi terbarukan dan besarnya pangsa pasar ekonomi digital di Tanah Air.
“Posisi Indonesia di ASEAN itu sebetulnya mempunyai peluang paling besar, karena ketersediaan energi terbarukan terbesar,” ujar Toto Sugiri.
Selain itu, pangsa pasarnya terbesar. Porsi penggunaan data Indonesia misalnya, mencakup lebih dari 40% di seluruh Asia Tenggara.