Saham sektor teknologi menggeliat dalam beberapa waktu terakhir. Kenaikan terjadi tidak hanya saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tetapi juga saat pasar saham lesu.
Kenaikan IHSG, antara lain ditopang saham GOTO yang terkerek 4,88% ke level Rp 86 per saham dan saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang melejit 9,98% ke level Rp 154.500 per saham.
IHSG ditutup menguat 0,29% ke level 6.606 pada Rabu (26/2). Beberapa saham mendorong penguatan bursa di antaranya DCII yang tengah mempersiapkan pemecahan saham atau stock split.
Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menyentuh level Rp 116.125 per saham pada perdagangan Rabu (26/2). Naiknya saham DCII menjadikan saham emiten milik konglomerat Otto Toto Sugiri menjadi paling mahal
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat 0,22% ke level 6.803 pada Jumat (21/2). Pilarmas Sekuritas menyampaikan ada beberapa sentimen yang mempengaruhi IHSG.
Saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) milik konglomerat Otto Toto Sugiri menggeliat di Bursa Efek Indonesia. Merujuk data perdagangan di Bursa Efek Indonesia, saham DCII melesat 19,97% ke Rp 80.650.
Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan status unusual market activity atau UMA kepada saham emiten data center PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Notifikasi itu dikeluarkan setelah terjadinya peningkatan har
CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri belum melirik peluang kerja sama dengan perusahaan global atau mengakuisisi perusahaan lokal di tengah moncernya bisnis pusat data.
Investor asing mencatat aksi pembelian bersih (net buy) pada saham big caps seperti PT Astra International Tbk (ASII) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
PT WIR Asia Tbk menggandeng korporasi penyedia jasa data center colocation milik pengusaha Toto Sugiri, PT DCI Indonesia Tbk untuk mewujudkan perlindungan dan keamanan data di metaverse.