Pendapatan ByteDance TikTok Lampaui Induk Instagram, Ditekan di AS
Pendapatan ByteDance diperkirakan melampaui Meta pada kuartal II. Padahal, valuasi induk TikTok itu di bawah induk Instagram dan Facebook.
Meta, awalnya bernama Facebook yang berdiri pada 2004. Sementara itu, induk TikTok, ByteDance berdiri pada 2012.
Pendapatan induk TikTok itu dikabarkan naik 25% secara tahunan alias year on year (yoy) pada kuartal II menjadi sekitar US$ 48 miliar. “Sebagian besar disumbang oleh pasar Cina,” kata tiga sumber Reuters yang mengetahui informasi ini, dikutip Kamis (28/8).
Sementara itu, induk Instagram, Meta melaporkan pendapatan naik 22% yoy menjadi US$ 47,52 miliar pada kuartal II. Sebagian besar didorong oleh peningkatan pendapatan iklan digital bertenaga AI 21%.
Pendapatan ByteDance juga melampaui Meta pada kuartal I, yakni US$ 43 miliar dibandingkan US$ 42,3 miliar.
Meski begitu, valuasi ByteDance jauh di bawah Meta yang mencapai US$ 1,9 triliun. Nilai perusahaan asal Cina ini disebut-sebut US$ 315 miliar enam bulan lalu.
Valuasi induk TikTok diperkirakan melonjak menjadi US$ 330 miliar, setelah melakukan pembelian kembali atau buyback saham karyawan yang disebut-sebut bakal dilakukan pada musim gugur atau September – November.
Sumber Reuters mengatakan, ByteDance berencana menawarkan kepada karyawan US$ 200,41 per saham dalam program pembelian kembali. Angkanya naik 5,5% dibandingkan enam bulan lalu US$ 189,9 per lembar.
Biasanya, perusahaan seperti SpaceX dan OpenAI, menggunakan modal investor eksternal untuk mendanai program seperti buyback saham. ByteDance justru konsisten menggunakan neraca keuangan sendiri sebagai sinyal fleksibilitas keuangan dan margin yang sehat.
Valuasi Induk TikTok di Bawah Induk Instagram karena Politik
Meskipun unggul dalam hal pendapatan tahun ini, valuasi ByteDance kurang dari seperlima kapitalisasi pasar Meta. Para analis menilai hal ini karena risiko politik dan regulasi di Amerika Serikat.
ByteDance menghadapi tekanan hebat di Washington, tempat para legislator telah menyuarakan kekhawatiran keamanan nasional atas kepemilikannya di Cina.
Kongres tahun lalu meloloskan undang-undang yang mengharuskan ByteDance menjual aset TikTok di AS paling lambat 19 Januari 2025 atau diblokir.
Presiden Donald Trump memberikan beberapa penangguhan kepada TikTok. Trump minggu lalu memperpanjang batas waktu bagi ByteDance untuk melepas aset di AS hingga 17 September 2025.
Beberapa anggota parlemen mengkritik penundaan tersebut, dengan alasan pemerintahannya melanggar hukum dan mengabaikan masalah keamanan nasional terkait kontrol Cina atas TikTok.
“ByteDance memang menguntungkan sebagai perusahaan, tetapi bisnis TikTok di AS sejauh ini merugi,” kata dua sumber Reuters. Namun perusahaan tidak menanggapi permintaan konfirmasi terkait hal ini.
Jika penjualan bisnis TikTok di Amerika Serikat dirampungkan, bisnis itu diperkirakan dimiliki oleh perusahaan patungan yang dibentuk oleh konsorsium investor Amerika dan ByteDance, yang akan mempertahankan saham minoritas.
Konsorsium yang muncul sebagai pelopor, meliputi pemegang saham ByteDance saat ini, Susquehanna International Group, General Atlantic, dan KKR serta Andreessen Horowitz.
Blackstone baru-baru ini keluar dari konsorsium setelah beberapa kali penundaan dalam jadwal kesepakatan pembelian TikTok di AS.
