Trump Teken Perintah Eksekutif, Investor AS Bisa Ambil Alih Saham TikTok
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang membuka jalan bagi kesepakatan operasional TikTok di AS. Kesepakatan ini diperkirakan akan mengalihkan mayoritas saham aplikasi video pendek tersebut ke investor Amerika.
Trump mengatakan bahwa, di bawah kerangka perjanjian baru, perusahaan induk TikTok asal Cina, ByteDance, beserta afiliasinya, hanya akan memegang kurang dari 20% kepemilikan. Sementara itu, investor asal AS akan menguasai 80% saham, sesuai dengan ketentuan divestasi yang diatur oleh hukum federal.
“Ini akan dioperasikan oleh Amerika sepanjang jalan,” kata Trump dalam acara penandatanganan, dikutip dari NBC News, Kamis (25/9). Ia menambahkan bahwa kesepakatan ini juga mendapat persetujuan dari Presiden Cina Xi Jinping.
Meskipun daftar lengkap investor belum diumumkan, Trump menyebut beberapa nama besar akan terlibat, termasuk pendiri Oracle Larry Ellison, pengusaha teknologi Michael Dell, dan raja media Rupert Murdoch.
Investor AS Akan Miliki Kendali Algoritma TikTok
Wakil Presiden JD Vance menambahkan bahwa informasi rinci mengenai struktur kepemilikan akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang. Investor Amerika nantinya akan memiliki kendali atas algoritma TikTok, yang selama ini menjadi keunggulan utama aplikasi tersebut.
Algoritma tersebut memungkinkan personalisasi konten secara masif, membuat halaman For You menjadi fenomena global yang mendorong viralitas.
Pada 2020, Trump sempat menandatangani perintah eksekutif untuk melarang aplikasi tersebut, meskipun kemudian digagalkan pengadilan. Namun sejak 2024, Trump justru aktif menggunakan TikTok untuk menjangkau pemilih muda.
Masa depan TikTok di AS sempat tidak menentu setelah Presiden Joe Biden menandatangani RUU bipartisan yang mewajibkan ByteDance melepas kepemilikan, atau menghadapi larangan. Undang-undang ini ditegakkan oleh Mahkamah Agung dan dijadwalkan berlaku pada 19 Januari lalu.
Namun, Trump, yang kembali menjabat, beberapa kali menunda pelaksanaan larangan melalui perintah eksekutif. Perintah terbaru pada Kamis memperpanjang tenggat hingga 23 Januari untuk memberikan ruang bagi divestasi. Terbaru, Trump memperpanjang tenggat operasional TikTok hingga 16 Desember 2025.
TikTok sendiri belum menanggapi perintah eksekutif tersebut, sementara kesepakatan final diperkirakan akan memerlukan waktu lebih lama untuk diselesaikan.
