Sektor Transportasi dan Industri Sumbang Emisi Karbon Terbesar

Image title
Oleh Doddy Rosadi - Tim Publikasi Katadata
22 Oktober 2021, 22:00
Sektor Transportasi dan Industri Sumbang Emisi Karbon Terbesar di Indonesia
Katadata

Jakarta— Pemanfaatan lahan dan energi masih menjadi sumber utama emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia. Meski begitu, target penurunan emisi GRK perlu dilakukan secara masif dan komprehensif dari sektor lain untuk mengejar ketertinggalan target hingga tahun 2030.

Verena Puspawardhani, Program Director Coaction Indonesia (alternatif IESR), mengungkapkan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Pemerintah menargetkan penurunan emisi GRK sebesar 13,2 persen dari baseline 2019. Jika dilihat dari indikator pembangunan rendah karbon pada sektor energi , persentase itu setara dengan 142 juta ton karbon pd 2024.

Advertisement

Verena menjadi salah satu pembicara dalam acara webinar yang membahas khusus tema “ROAD TO NET ZERO: ENERGY, FOREST, AND OCEAN” pada Jumat (22/10/2021). Tema ini merupakan bagian dari , pembahasan Road to COP26. Selain Ferena, hadir juga Bustar Maitar, CEO Yayasan EcoNusa dan Nadia Hadad, Direktur Eksekutif Yayasan Madani Berkelanjutan.

Dalam diskusi terungkap bahwa komitmen untuk memangkas emisi karbon juga tercermin dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 dari PLN. Pada 2030 nanti, menurut RUPTL 2021, bauran energi terbarukan dalam sistem ketenagalistrikan akan mencapai 24,8 persen.

Selama sepuluh tahun mendatang, PLN berencana memensiunkan 1,1 GW PLTU dan menambah pembangkit baru sebesar 40,6 GW. Di mana 51,6 persen atau 20,9 GW merupakan pembangkit dengan energi terbarukan. Sebagian besar pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ini berupa pembangkit tenaga air, panas bumi dan energi surya.

Menurut Verena, RUPTL hijau menargetkan kurangi emisi sebesar 100 juta ton pada 2030. “Namun kita jangan hanya memangkas emisi dari sisi energi saja, jadi harus ada sektor lain yang dikejar agar target penurunan emisi di Indonesia segera tercapai,” kata Verena.


Di sektor energi, program inti pembangunan rendah karbon adalah pengembangan energi terbarukan, efisiensi energi, dan substitusi bahan bakar minyak. Diharapkan pada 2024 nanti, bauran energi terbarukan dalam energi primer telah mencapai 19,5 persen (23 persen pada 2025). Targetnya, pada 2024 nanti terjadi penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor energi sebesar 13,2 persen dari tingkat emisi tahun 2019.

Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) merupakan penyebab utama terjadinya perubahan iklim yang dapat mengancam kehidupan bangsa. Indonesia menjadi salah satu negara yang mendukung berbagai upaya dalam rangka menanggulangi perubahan iklim.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement