Survei: 54% UMKM Pakai Media Sosial untuk Pacu Penjualan saat Pandemi

Rizky Alika
2 Juli 2020, 16:04
Riset Sea Insights: 54% UMKM Kian Adaptif ke Medsos Dorong Penjualan.
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/pras.
Pekerja memotret kerajinan dari bahan limbah batok kelapa yang dipasarkan secara daring. Survei mencatat, pengusaha UMKM semakin adaptif ke media sosial selama pademi corona.

Pandemi Covid-19 mengubah wajah sektor usaha, termasuk pelaku usaha kecil mikro menengah (UMKM) Indonesia. Survei Sea Insights menujukkan, sebanyak 54% responden pengusaha UMKM semakin adaptif menggunakan media sosial untuk meningkatkan penjualan.

"Ini adaptasi yang dilakukan para pelaku usaha untuk menata kembali di masa new normal. Ini dilakukan dengan mengubah strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan," kata Presiden Komisaris Sea Group Pandu P. Sjahrir dalam sebuah webinar, Kamis (2/7). Sea Group adalah induk usaha yang membawhai beberapa perusahaan digital, di antaranya e-commrece Shopee dan Garena.

Metodologi survei ini dilakukan kepada 20.000 anak muda berusia 16 hingga 35 tahun. Sebanyak 2.200 di antaranya adalah pelaku usaha yang disurvei melalui platform Garena dan Shopee selama periode Juni 2020.

(Baca: Pemerintah Dorong UMKM Gunakan Pembiayaan Murah untuk Go-Digital)

Survei menunjukkan, pengusaha yang mengunakan perangkat digital lebih banyak dibandingkan yang baru pertama kali. 

Secara rinci, 51% responden mengatakan meningkatkan belanja lewat platform e-commerce, 50% meningkatkan penggunaan video streaming, 49% meningkatkan pelatihan online, dan 45% berjualan lebih aktif di platform e-commerce.

Penjualan melalui e-commerce didominasi oleh sektor retail, industri rumahan, makanan, dan akomodasi. Selain memberikan layanan pengiriman makanan, UMKM sektor makanan dan akomodasi juga menjual makanan jadi di e-commerce.

Meski begitu, ada tiga tantangan yang dihadapi pengusaha UMKM selama masa pandemi, yakni pasokan barang, arus kas, dan permintaan. Para pelaku usaha yang bekerja dari rumah memiliki hambatan utama yakni biaya internet yang mahal dan tidak stabil.

Faktor tantangan lainnya, responden merasa perlu interaksi fisik dengan konsumen. Dalam kaitannya dengan arus kas, pendanaan modal eksternal seperti bantuan pemerintah dan pinjaman online menjadi lebih penting bagi para pelaku usaha untuk menghadapi tantangan tersebut.

(Baca: Menteri Koperasi Minta UMKM Segera Bermigrasi ke Layanan Digital)

Hasil penelitian SEA Insights menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata UMKM Indonesia yang mengadopsi e-commerce meningkat lebih dari 160%. Sedangkan peningkatan produktivitas mencapai 110%.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...