1,3 Miliar Ton Makanan Terbuang Setiap Tahun, Sepertiga dari Produksi

Nadya Zahira
18 Oktober 2023, 18:35
Pedagang melayani pembeli makanan untuk berbuka puasa (takjil) di Pasar Takjil Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta, Kamis (23/3/2023). Pasar musiman selama bulan suci Ramadhan tersebut sejak 1985 hingga sekarang menjadi pusat berburu beraneka ragam jajanan
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU
Pedagang melayani pembeli makanan untuk berbuka puasa (takjil) di Pasar Takjil Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta, Kamis (23/3/2023). Pasar musiman selama bulan suci Ramadhan tersebut sejak 1985 hingga sekarang menjadi pusat berburu beraneka ragam jajanan dan masakan dari berbagai daerah di Indonesia sebagai menu buka puasa.

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menyatakan sebanyak 1,3 miliar ton makanan terbuang tanpa dikonsumsi setiap tahunnya. Jumlah tersebut sama dengan sepertiga pangan yang diproduksi untuk dikonsumsi penduduk dunia.

Data itu diungkapkan Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional atau Bapanas, Nyota Suwignyo, dalam acara ‘Bank DBS dan Bapanas Suarakan Bijak Kelola Sampah Makanan’, di Jakarta, Rabu (18/10).

Sementara perhitungan Bapanas mengatakan bahwa sampah makanan yang terbuang di Indonesia mencapai 23-48 juta ton setiap tahunnya. Jumlah tersebut setara dengan 115-184 kilogram sampah makanan per kapita per tahunnya. 

Padahal, menurut Nyota, sampah makanan terbuang itu dapat dimanfaatkan untuk memberi makanan bagi 61-125 juta orang atau setara dengan 29-47% populasi Indonesia. 

“Pemborosan pangan di Indonesia tercatat sangat besar sehingga bisa menutupi sebagian besar masalah gizi termasuk sunting,” ujarnya dalam acara ‘Bank DBS dan Bapanas Suarakan Bijak Kelola Sampah Makanan’, di Jakarta, Rabu (18/10).

Timbulkan Gas Emisi

Nyota mengatakan, akibat dari terbuangnya makanan tersebut, menimbulkan dampak gas emisi rumah kaca sebesar 1.702 metrik ton karbon dioksida ekuivalen. serta menyebabkan kehilangan dampak ekonomi setara 4-5% pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia atau sebesar Rp213-551 triliun per tahun. 

“Maka ini sesuatu yang harus kita niatkan untuk menyelamatkan pangan di Indonesia. Menurut kami ini adalah sesuatu yang perlu kami kerjakan dari sekarang dan seterusnya sehingga kita bisa membangun bangsa ini lebih baik,” kata dia. 

Dia mengatakan, seiring banyaknya sampah makanan di Indonesia, produksi pangan di negara ini pun sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja lantaran adanya perubahan iklim dan permasalahan cuaca panas ekstrem atau El-Nino. Untuk itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk tidak boros terhadap makanan. 

“Bapanas saat ini mulai mengejar produksi pangan, namun dari kita nya juga harus stop boros pangan. Bila tidak, kita mulai melakukan keanekaragaman konsumsi,” ujarnya. 

Nyoto mengatakan, salah satu strategi yang bisa dilakukan agar permasalahan tersebut berkurang yakni, dengan mengajak beberapa korporasi untuk bekerja sama dalam memerangi sampah makanan di Indonesia. Pasalnya, menurut dia permasalahan ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. 

Oleh sebab itu, Bapanas bersama Bank DBS Indonesia meluncurkan kampanye "Live more, Waste Water & Food less". Kampanye ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengurangan pemborosan makanan dan upaya konservasi air. 

Dalam kampanye tersebut, Bapanas juga mengajak korporasi lainnya seperti perusahaan rintisan eFishery, dan Foodbank Indonesia, kemudian juga mengajak komunitas online yang bergerak dalam gaya hidup minimalist yakni, Lyfe with Less. 

Adapun dalam kampanye tersbeut, para founder dari korporasi dan komunitas itu, akan membagikan pandangan mereka seputar isu lingkungan dan keberlanjutan, terutama mengenai sampah makanan.

“Kami percaya bahwa kita semua, baik pemerintah, swasta, hingga masyarakat memiliki peran dalam mengatasi permasalahan sampah makanan demi menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar VP External Communications PT Bank DBS Indonesia Rifka Suryandari. 

Rifka mengatakan, melalui kampanye ‘Live more, Waste Water & Food less’ itu, diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan isu sampah makanan dan konservasi air. Selain itu, dia juga berharap jumlah sampah makanan di Indonesia akan berkurang. 

Reporter: Nadya Zahira

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...