COP28: Perdebatan soal Bahan Bakar Fosil Masuki Babak Genting

Nadya Zahira
11 Desember 2023, 18:42
Ilustrasi COP28
COP28 UAE/pool
Negara-negara yang hadir dalam KTT iklim PBB di Dubai menunggu keputusan dari Kepresidenan COP28 untuk merilis rancangan teks baru di mana akan menjadi kesepakatan akhir yang diharapkan.

Gelaran KTT Perubahan Iklim PBB atau Conference of the Parties ke-28 (COP28) kini memasuki babak akhir. Namun, dunia masih menanti keputusan penting terkait apakah para pemimpin sepakat menghapus bahan bakar fosil secara bertahap.

Koalisi dari lebih dari 80 negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan negara-negara kepulauan kecil lainnya mendorong tercapainya kesepakatan untuk menghapus bahan bakar fosil dalam COP28. Tetapi, mereka menghadapi perlawanan keras dari OPEC yang merupakan negara-negara produsen sekaligus eksportir minyak bumi.

Melansir dari Reuters, emisi gas rumah kaca (GRK) dari bahan bakar fosil sejauh ini merupakan penyebab utama adanya perubahan iklim. Meskipun ada pertumbuhan pesat dari energi terbarukan, saat ini bahan bakar fosil menghasilkan sekitar 80% energi dunia.

Para negosiator mengatakan kepada Reuters bahwa anggota-anggota OPEC dan OPEC+ termasuk Rusia, Irak, dan Iran juga telah menolak upaya-upaya untuk memasukkan penghentian penggunaan bahan bakar fosil ke dalam kesepakatan COP28.

Dengan pembicaraan iklim COP28 yang memasuki masa-masa genting, Kepala Iklim PBB Simon Stiell mendesak negara-negara untuk bersatu guna mencapai kesepakatan akhir untuk pertemuan tersebut. Pasalnya, mereka masih memiliki perbedaan pendapat tentang apakah akan dilakukannya penghentian bahan bakar fosil.

Meski begitu, Stiell mengatakan ada kemajuan dalam menyelesaikan permasalahan ketidaksepakatan tersebut selama hari terakhir di COP28. Dia juga memperingatkan kepada negara-negara pendukung bahan bakar fosil bahwa penggunaan bahan energi kotor tersebut jika dilakukan secara terus-menerus akan  menelan biaya jutaan dan nyawa yang tak terhitung jumlahnya. 

Negara-negara yang hadir dalam KTT iklim PBB di Dubai menunggu keputusan dari Kepresidenan COP28, yang dipegang oleh Uni Emirat Arab, untuk merilis rancangan teks baru di mana akan menjadi kesepakatan akhir yang diharapkan.

"Singkirkan blokade-blokade taktis yang tidak perlu. Ada banyak hal yang harus dilakukan dalam perjalanan ini," kata Stiell pada konferensi pers Senin (11/12) pagi, seperti dikutip Reuters.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...