Waspada, Gelombang Misinformasi tentang Iklim Menyebar di YouTube

Hari Widowati
17 Januari 2024, 13:37
Analisis Center for Countering Digital Hate (CCDH) terhadap ribuan video di YouTube mengidentifikasi konten yang mempromosikan penyangkalan iklim meningkat.
pexels
Analisis Center for Countering Digital Hate (CCDH) terhadap ribuan video di YouTube mengidentifikasi konten yang mempromosikan penyangkalan iklim meningkat.
Button AI Summarize

Analisis Center for Countering Digital Hate (CCDH) terhadap ribuan video di YouTube mengidentifikasi perubahan mencolok dalam taktik para penyangkal iklim dalam beberapa tahun terakhir.

Jika Anda sering membuka YouTube akhir-akhir ini, Anda mungkin pernah menemukan seseorang yang mengklaim bahwa energi angin dan matahari tidak akan berhasil. Mungkin Anda juga menemukan video yang menyebut kenaikan permukaan air laut akan membantu terumbu karang tumbuh subur, atau bahwa para ilmuwan iklim itu korup dan mengkhawatirkan.

Jika dulu para penyangkal iklim akan langsung menolak perubahan iklim sebagai penipuan atau mengklaim bahwa manusia tidak bertanggung jawab atas perubahan iklim, kini mereka beralih ke pendekatan yang berbeda. Mereka mencoba melemahkan ilmu pengetahuan iklim, menimbulkan keraguan terhadap solusi iklim. Bahkan, mereka mengklaim bahwa pemanasan global akan bermanfaat, atau bahkan tidak berbahaya.

Menurut analisis CCDH, dalam lima tahun terakhir telah terjadi peningkatan yang "mengejutkan" dalam "penyangkalan baru" ini. Riset ini juga menunjukkan bahwa pergeseran narasi ini dapat membantu para pembuat video YouTube untuk menghindari larangan perusahaan media sosial tersebut untuk memonetisasi penyangkalan iklim.

Para peneliti mengumpulkan transkrip dari lebih dari 12.000 video yang diunggah antara tahun 2018 dan 2023 di 96 saluran YouTube yang mempromosikan penyangkalan iklim dan informasi yang salah. Transkrip dianalisis dengan kecerdasan buatan untuk mengkategorikan narasi penyangkalan iklim yang digunakan sebagai "penyangkalan lama" atau "penyangkalan baru".

Konten "penyangkalan baru" - berupa serangan terhadap solusi, ilmu pengetahuan, dan gerakan iklim - sekarang mencapai 70% dari semua klaim penyangkalan iklim yang diposting di YouTube. Menurut CCDH, angka ini naik dua kali lipat dari 35% pada tahun 2018.

Klaim "penyangkalan lama" yang menyebut pemanasan global tidak terjadi menurun dari 48% pada tahun 2018 menjadi 14% pada tahun 2023. Namun, klaim bahwa solusi iklim tidak akan berhasil, melonjak dari 9% menjadi 30% pada periode yang sama.

Membangun Opini Publik

Imran Ahmed, kepala eksekutif dan pendiri CCDH, mengatakan bahwa laporan tersebut dalam beberapa hal merupakan kisah sukses. "Gerakan iklim telah memenangkan argumen bahwa perubahan iklim itu nyata, dan bahwa perubahan iklim merusak ekosistem planet kita," kata Ahmed kepada CNN, Selasa (16/1).

Dampak krisis iklim - dari gelombang panas yang menyengat hingga badai dahsyat - memengaruhi sebagian besar populasi global. Alhasil, narasi yang menyangkal adanya perubahan iklim menjadi kurang efektif.

Namun, riset ini juga merupakan peringatan besar. "Kini, setelah mayoritas orang menyadari bahwa penyangkalan iklim yang lama adalah kontrafaktual dan tidak berdasar, para penyangkal iklim dengan sinis menyimpulkan bahwa satu-satunya cara untuk menggagalkan aksi iklim adalah dengan mengatakan kepada orang-orang bahwa solusinya tidak akan berhasil," kata Ahmed.

Penyangkalan iklim yang baru ini tidak kalah berbahaya dan dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap opini publik mengenai aksi iklim selama beberapa dekade ke depan.

CCDH menilai hal ini sangat mengkhawatirkan karena YouTube menarik pemirsa berusia muda. Sebuah survei pada bulan Desember dari Pew Research Center menemukan bahwa YouTube merupakan platform media sosial yang paling banyak digunakan di kalangan anak usia 13 hingga 17 tahun. Sekitar sembilan dari sepuluh anak berusia 13-17 tahun menggunakan platform video tersebut.

"Para penyangkal iklim sekarang memiliki akses ke khalayak global yang luas melalui platform digital," ujar Charlie Cray, ahli strategi senior di Greenpeace, dalam sebuah pernyataan.

Jika dibiarkan, kampanye negatif ini akan menggerogoti dukungan publik terhadap aksi iklim terutama di kalangan pemirsa yang lebih muda. "Hal dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat buruk bagi masa depan planet kita," ujar Gray.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...