Greenpeace: Tiga Cawapres Tak Punya Komitmen Jelas Atasi Krisis Iklim

Rena Laila Wuri
22 Januari 2024, 19:13
Tim Pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN) nonton bareng (nobar) Debat Keempat Pilpres 2024 di Kantor DPW Nasdem Maluku Utara, Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (21/1/2023). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber d
ANTARA FOTO/Andri Saputra/tom.
Tim Pemenangan Anies-Muhaimin (AMIN) nonton bareng (nobar) Debat Keempat Pilpres 2024 di Kantor DPW Nasdem Maluku Utara, Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (21/1/2023). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Greenpeace Indonesia menyesalkan tidak adanya komitmen yang komprehensif, jelas, dan terukur untuk mengatasi krisis iklim pada debat keempat Pilpres 2024, Minggu (21/1). Pernyataan para paslon pada debat kemarin tidak mendalam dan tidak menunjukkan arah kebijakan lingkungan.

Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, mengatakan para cawapres gagal mengidentifikasi penyebab utama krisis iklim. Penyebab iklim yang perlu ditanggulangi misalnya alih fungsi lahan dan sektor energi dengan masifnya penggunaan batu bara.

“Dari debat semalam, kita menyaksikan bahwa ekonomi ekstraktif masih menjadi watak dalam visi para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden,” kata Leonard dalam keterangan persnya, Senin (21/1).

Menurutnya, Gibran Rakabuming Raka menggaungkan ekonomi ekstraktif lewat isu nikel dan hilirisasi. Sedangkan Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD juga tidak tegas menyatakan komitmen untuk keluar dari pola yang sama.

Leonard menuturkan, watak ekonomi ekstraktif pemerintah selama ini telah memicu banyak masalah, mulai dari ketimpangan penguasaan dan pemanfaatan tanah yang melahirkan konflik agraria.

“Merampas hak-hak masyarakat adat, masyarakat lokal, hingga masyarakat pesisir, merusak hutan dan lahan gambut, mencemari lingkungan membuat Indonesia menjadi salah satu negara emiter besar karena ketergantungan pada industri batu bara sekaligus memperparah krisis iklim,” ucapnya.

Merujuk data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sepanjang 2015-2022, angka deforestasi mencapai 3,1 juta hektare. Deforestasi terencana juga mengancam hutan alam Papua yang kini tersisa 34 juta hektare (per 2022).

Sepanjang 1992-2019, ada 72 surat keputusan pelepasan kawasan hutan di Tanah Papua yang dibuat Menteri Kehutanan. Total pelepasan kawasan hutan ini seluas 1,5 juta hektare dan 1,1, juta hektare di antaranya masih berupa hutan alam dan gambut.

Selain itu, kebakaran hutan dan lahan gambut juga masih terjadi saban tahunnya. Pada 2023 saja, angka kebakaran lahan dan hutan mencapai 1,16 juta hektare, tapi sayangnya luput dari pembahasan debat cawapres.

Debat pilpres keempat menghadirkan tiga calon wakil presiden yaitu Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD. Debat dilangsungkan di Jakarat Convention Centre pada Minggu (21/1).

Reporter: Rena Laila Wuri

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...