Shell Kembali Tutup Kilang Minyak untuk Kurangi Emisi Karbon
Shell akan menutup kilang minyaknya di Wesseling, Jerman pada 2025. Ini merupakan upaya bagi perusahaan tersebut untuk mengurangi emisi karbon.
Lokasi kilang minyak tersebut akan diubah menjadi produksi bahan baku pelumas. "Shell akan mengubah unit hydrocracker di lokasi tersebut menjadi unit produksi minyak dasar Grup III, yang sebagian besar digunakan dalam mesin," tulis pernyataan perusahaan tersebut dikutip dari Reuters, Senin (29/1).
Unit tersebut memiliki kapasitas sekitar 300.000 metrik ton per tahun. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 9% dari permintaan Uni Eropa saat ini dan 40% dari permintaan Jerman untuk minyak mentah.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon operasional Shell, yang dikenal sebagai emisi Cakupan 1 dan 2, sekitar 620.000 ton per tahun.
Target Nol Emisi Shell
Sejak 2020, Shell telah mendivestasi lima kilang, menutup satu kilang, dan mengubah satu kilang menjadi terminal.
Shell menargetkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara keseluruhan menjadi nol pada tahun 2050. Pengurangan emisi tersebut termasuk dari bahan bakar pelanggan. Perusahaan itu juga berencana untuk menjual lokasi penyulingan dan petrokimia di Singapura.
"Pemrosesan minyak mentah di lokasi Wesseling, yang merupakan bagian dari Shell's Energy and Chemicals Park Rheinland dekat Cologne, akan berakhir pada 2025 tetapi akan dilanjutkan di kilang Godorf," kata perusahaan itu.
Fasilitas produksi baru di Wesseling diperkirakan akan mulai beroperasi pada paruh kedua dekade ini.
Shell Energy and Chemicals Park Rheinland, yang mencakup lokasi Wesseling dan Godorf, saat ini memiliki kapasitas lebih dari 17 juta ton minyak mentah per tahun, dimana Wesseling memproduksi 7,5 juta ton.
Perusahaan tersebut sebelumnya berinvestasi pada elektroliser 10 megawatt yang digunakan untuk memproduksi hidrogen nol karbon dan pabrik pencairan biometana di fasilitas Rheinland.
Menurut data Companies Market Cap, Shell merupakan perusahaan di sektor migas dengan kapitalisasi pasar nomor empat terbesar dunia.
Berikut rinciannya seperti tertera dalam grafik di bawah.