Tambang Nikel Rusak Ratusan Ribu Hektare Lahan Hutan di Halmahera

Tia Dwitiani Komalasari
30 Januari 2024, 06:25
Petugas menunjukkan produk feronikel shot setelah melalui proses peleburan.
PT Antam Tbk
Petugas menunjukkan produk feronikel shot setelah melalui proses peleburan.
Button AI Summarize

Tambang nikel telah mengakibatkan deforestasi hutan yang tak terkendali. Setidaknya 161 ribu hektare hutan rusak akibat penambangan nikel untuk hilirisasi.

Hal itu terungkap dalam kajian Forum Studi Halmahera atau Foshal Maluku Utara, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Maluku Utara, Trend Asia, dan YLBHI.

Data analisis spasial Global Forest Watch menunjukkan sejak 2001 hingga 2022, Halmahera Tengah kehilangan sudah 26.1 ribu hektar tutupan pohon. Angka tersebut setara dengan penurunan 12 persen tutupan pohon sejak 2000, dan setara dengan 20.9 Megaton (Mt) emisi ekuivalen karbon dioksida (CO2e).

Sementara untuk di Halmahera Timur, telah kehilangan 56.3 ribu hektar tutupan pohon sejak 2001 hingga 2022. Angka tersebut setara dengan penurunan 8.9 persen tutupan pohon sejak 2000, dan setara dengan 44.5 Megaton (Mt) emisi ekuivalen karbon dioksida (CO2e).

Begiu pula di Halmahera Selatan sudah kehilangan 79.0 ribu hektar tutupan pohon sejak 2001 hingga 2022. Angka tersebut setara dengan penurunan 9.9 persen tutupan pohon sejak tahun 2000, dan setara dengan 62.9 Megaton (Mt) emisi ekuivalen karbon dioksida (CO2e).

Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye Foshal Maluku Utara, Julfikar Sangaji, mengatakan hilirisasi nikel secara langsung mengakibatkan deforestasi hutan yang tak terkendali dilakukan oleh perusahaan penambangan bijih nikel. Pasalnya, penambangan bijih nikel didahului dengan aktivitas land clearing atau pembersihan area.

"Karena itu sangat mustahil apabila tidak terjadi kehilangan tutupan hutan. Terutama pada tiga lokasi yang kini terkepung Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel," ujar Julfikar dalam siaran pers, dikutip Selasa (30/1).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...