KLH Targetkan Bangun Areal Mangrove 700 Hektare di Demak
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menargetkan pembangunan areal tanaman mangrove seluas 700-800 hektare di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Hal ini merupakan salah satu upaya menghadapi perubahan iklim.
"Kita baru tersadar betapa pentingnya manfaat tanaman mangrove, setelah setelah ribuan hektare lahan tambak hilang karena abrasi," ujarnya ditemui usai menanam tanaman mangrove di Pantai Morodemak, Desa Purworejo, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Kamis (26/12).
Berdasarkan data dari Kementerian LH, katanya, terdapat 770.000 hektare potensial habitat mangrove yang terdegradasi. Sebanyak 570.000 hektare di antaranya berupa tambak seperti di Pantai Morodemak yang hilang karena abrasi laut.
Dia mengajak semua elemen masyarakat merehabilitasi potensi lahan untuk ditanami bibit mangrove. Pemerintah memiliki sejumlah proyek rehabilitasi mangrove di Pulau Jawa. Rehabilitasi mangrove di Demak diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Proyek pembangunan lahan mangrove di Kabupaten Demak tersebut, akan mendapatkan kawalan dari Kementerian LH selama tiga tahun sampai mangrove tumbuh.
"Tetapi bagaimana kita maklumi, secara alamiah mangrove ini asal tidak terganggu dan salinasi terjaga maka tidak terlalu lama. Dalam tempo tiga tahun sudah cukup untuk menumbuhkan tegakan mangrove," ujarnya.
Melalui proyek percontohan tersebut, pemerintah akan meningkatkan Kembali kapasitas lingkungan dalam menghadapi perubahan iklim yang sedang terjadi.
"Jika ini bisa menjadi contoh, internasional siap memberikan dukungan untuk bersama-sama menangani perubahan iklim secara global," ujarnya.
Dari peta mangrove nasional tahun 2021, Indonesia memiliki luas tanaman mangrove eksisting seluas 3,440 juta hektare yang tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Hal ini, menempatkan Indonesia menjadi negara mangrove terbesar di dunia. Sekitar 23,5 persen mangrove dunia ada di Indonesia.
Namun, degradasi pantai demikian masif yang terlihat dari land subsidence atau fenomena terjadinya penurunan tanah dan peningkatan muka air laut keduanya saling mendisrupsi.
"Di Kabupaten Demak disebutkan tahun 2017 tingkat abrasinya semakin meningkat, secara vegetatif tanaman mangrovenya hampir tidak ada, karena kegiatan masif pemanfaatan daerah mangrove," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Demak Eisti'anah menyambut positif program pemberdayaan pesisir utara untuk penanaman mangrove. Karena nantinya juga ada kajian dari Dinas LH Demak untuk mengajukan proposal ke Kementerian LH terkait program tersebut.
Apalagi, kata dia, Kementerian LH sudah menyiapkan anggaran. Rehabilitas mangrove tidak hanya dapat mengendalikan abrasi, namun juga meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Jika upaya mengatasi abrasi laut dengan tanggul laut membutuhkan anggaran yang besar, maka efektif dan efisiennya bisa mengutamakan program mangrove dengan sasaran lahan seluas 700-800 hektare," ujarnya.