Kadin Minta Pemerintah Berikan Insentif pada Produsen Biodiesel

Image title
8 Januari 2025, 13:18
Pekerja mengangkut tandan buah kelapa sawit di kawasan PT Perkebunan Nusantara IV, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (24/10/2024). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan ketersediaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih sangat
ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/tom.
Pekerja mengangkut tandan buah kelapa sawit di kawasan PT Perkebunan Nusantara IV, Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (24/10/2024). Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan ketersediaan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih sangat mencukupi untuk bahan baku biodiesel 50 persen (B50) dengan tingkat produksi CPO di Indonesia pada tahun 2024 sekitar 46 juta ton, sedangkan yang dibutuhkan untuk pembuatan B50 hanya 5,3 juta ton.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kamar Dagang Industri (Kadin) meminta pemerintah memberikan insentif untuk produsen biodiesel. Dengan demikian, produsen biodiesel bisa meningkatkan kapasitas produksinya.

Ketua Komite Tetap Rencana Strategis dan Kelembagaan Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia, M. Maulana, mengatakan insentif juga bisa mendorong produsen untuk berinvestasi dalam teknologi pengolahan yang lebih efisien. Langkah tersebut sejalan dengan program strategis Kadin Indonesia yang fokus pada pengembangan industri energi terbarukan.

“Kami siap menjadi mitra strategis pemerintah untuk menyelaraskan kebijakan ini dengan roadmap pengembangan ESDM nasional, termasuk memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku dan penyerapan pasar domestik,” ujar Maulana dalam keterangan tertulis, Rabu (8/1).

Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kadin Indonesia, Aryo Djojohadikusumo, mengatakan pemerintah sudah mulai mengimplementasikan bahan bakar nabati (BBN) dan bahan bakar minyak (BBM) atau biodiesel dengan komposisi 40 % BBN (B40). Namun, keberhasilan program B40 membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk insentif yang tepat bagi konsumen.

“Harga bahan bakar berbasis biodiesel harus kompetitif di pasaran. Subsidi harga atau skema insentif lain perlu dipertimbangkan untuk mendorong daya beli masyarakat,” ujarnya.

Aryo mengatakan, program B40 menjadi tonggak penting dalam mewujudkan ketahanan serta kemandirian energi nasional. Program itu sejalan dengan agenda swasembada energi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sekaligus menjadi modal penting dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.

Menurut dia, program B40 memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja di sektor hulu maupun hilir. Industri biodiesel yang berbasis kelapa sawit dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan membuka peluang investasi di sektor pengolahan.

Berdasarkan proyeksi Kementerian ESDM, program biodiesel B40 mampu menyerap 1,95 juta tenaga kerja di sektor on-farm dan lebih dari 14.000 orang di sektor off-farm.

Implementasi program mandatori B40 sendiri tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No. 341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Dalam Rangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit sebesar 40%.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan implementasi B40 dapat menghemat devisa hingga Rp 147,5 triliun per tahun melalui pengurangan impor bahan bakar fosil. Hal ini diharapkan dapat memperkuat cadangan devisa sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...