Tiga Proyek Baru Siap Diperdagangkan di Bursa Karbon pada Awal 2025
Tiga proyek baru siap diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia pada awal 2025. Dengan demikian, total enam proyek baru yang diperdagangkan di Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengatakan enamp proyek baru tersebut juga akan ikut serta dalam perdagangan karbon internasional mulai 20 Januari 2025.
Jeffrey mengatakan, dibukanya pasar internasional untuk pertama kalinya ini disambut positif dengan antusiasme yang tinggi dari berbagai pihak.
“Kami menerima banyak pertanyaan, baik dari media asing maupun calon pembeli asing," ujarnya di Jakarta, dikutip Selasa (14/1).
Berikut daftar tiga proyek baru tersebut:
1. PLTGU Priok Block 4
Proyek ini merupakan milik PT PLN Indonesia Power yang mencatatkan unit karbon berasal dari proyek Pengoperasian Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Priok Blok 4 sebesar 763.653 tCO2e dengan tahun penyerapan atau pengurangan emisi 2021.
2. PLTGU Grati Block 2
Proyek ini merupakan milik PT PLN Indonesia Power yang mencatatkan unit karbon sebesar 407.390 tCO2e.
3. PLTG Muara Tawar Block 2
Proyek ini dikelola oleh PT PLN Nusantara Power dan mencatatkan unit karbon sebesar 30.000 tCO2e.
Selain tiga proyek diatas, bursa karbon Indonesia telah memiliki tiga proyek yang telah berlangsung sejak 2024. Adapun, ketiga proyek tersebut adalah Lahendong Unit 5 & Unit 6 milik PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, PLTGU Blok 3 PJB Muara Karang, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) Gunung Wugul.
Jeffrey mengatakan, Kementerian Lingkungan Hidup (LH) saat ini sedang dalam proses pemberian otorisasi mengenai perdagangan karbon tersebut. Hingga saat ini, belum diketahui volume yang akan tersedia.
"Indikasi proyek yang akan diberikan otorisasi adalah proyek milik grup PLN yang telah tercatat di Sistem Registri Nasional (SRN) dan IDXCarbon," ujar Jeffrey.