Deforestasi Hutan Indonesia pada 2024 Tembus 175 Ribu Hektare

Ringkasan
- Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Raden Pardede, mengakui adanya penurunan jumlah kelompok kelas menengah akibat pandemi Covid-19, dan menekankan sektor manufaktur sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara meningkatkan lapangan kerja di sektor formal.
- Kualitas sektor manufaktur perlu ditingkatkan untuk memenuhi standar internasional dan meningkatkan daya saing produk lokal, seperti memproduksi produk tekstil berkualitas tinggi yang dapat bersaing dengan merek internasional seperti Uniqlo, sebagai langkah untuk mempertahankan dan meningkatkan pendapatan kelompok kelas menengah.
- Visi Indonesia 2045 bertujuan untuk meningkatkan persentase penduduk kelas menengah menjadi 80% dari total penduduk, dengan harapan pendapatan per kapita mencapai USD 30.000, yang akan meningkatkan daya beli dan memacu pertumbuhan ekonomi secara mandiri, didukung oleh strategi pemerintah seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk memperkuat kelas menengah.

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mencatat angka deforestasi atau hilangnya kawasan hutan di Indonesia mencapai 175,4 ribu hektare (ha) sejak Januari sampai dengan Desember 2024. Deforestasi pada 2024 meningkat 54,3 ribu ha jika dibandingkan dengan deforestasi pada 2023 yang mencapai 121,1 ribu ha.
Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Kemenhut, Agus Budi Santosa, mengatakan total luasan hutan di Indonesia mencapai 95,5 juta ha atau sekitar 51,1% dari total daratan.
“Deforestasi final tahun 2024 adalah 175,4 ribu hektare untuk tahun 2024,” ujar Agus dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/3).
Agus mengatakan, angka deforestasi pada tahun 2024 diperoleh dari total hilangnya hutan sebesar 216,2 ribu dikurangi angka pertambahan hutan atau reforestasi sebesar 40,8 ribu ha.
Berdasarkan catatan tersebut, tren deforestasi di Indonesia masih menurun dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Meski begitu, angka deforestasi kembali menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir.
“Jika dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya, tren deforestasi menunjukkan sedikit kenaikan, namun tetap lebih rendah dibandingkan rata-rata deforestasi dalam satu dekade terakhir," ujarnya.
Agus mengatakan, sebagian besar deforestasi terjadi di kawasan hutan sekunder atau hutan yang pernah dimanfaatkan sebesar 198,2 ribu ha. Adapun deforestasi pada hutan primer sebesar 15,1 ribu ha.