Target Iklim Uni Eropa Lebih Fleksibel, Kredit Karbon Masuk dalam Usulan

Hari Widowati
3 Juli 2025, 14:51
Uni Eropa, target iklim, kredit karbon
Pixabay
Bendera Uni Eropa
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Komisi Eropa mengusulkan agar Uni Eropa mengurangi emisi gas rumah kaca bersih sebesar 90% pada tahun 2040, dibandingkan dengan tingkat emisi tahun 1990. Namun, Komisi Eropa menyertakan fleksibilitas untuk mengurangi dampak pemotongan emisi bagi industri domestik.

Usulan tersebut menyatakan bahwa Uni Eropa dapat membeli kredit karbon dari negara-negara berkembang dan menghitung kredit tersebut untuk memenuhi 3 poin persentase dari target 2040. Ini adalah pendekatan baru mengingat target iklim Uni Eropa yang ada saat ini hanya berdasarkan pada pemotongan emisi domestik. Usulan tersebut harus dinegosiasikan dan disetujui oleh Parlemen Eropa dan mayoritas negara-negara Uni Eropa.

Kredit karbon tersebut akan mulai diterapkan secara bertahap sejak tahun 2036. Uni Eropa akan mengusulkan kepada parlemennya tahun depan untuk menetapkan kriteria kualitas kredit karbon serta aturan tentang siapa saja yang dapat membelinya.

Komisaris Iklim Uni Eropa, Wopke Hoekstra, mengatakan target tersebut telah dirancang dalam konteks geopolitik yang "sangat sulit", tetapi akan menciptakan kepastian investasi bagi industri.

"Masuk akal dari sudut pandang ekonomi, keamanan, dan juga geopolitik, untuk memastikan bahwa kita tetap pada jalur yang benar dalam iklim. Ini tentang melindungi masyarakat kita dari peristiwa cuaca ekstrem," kata Hoekstra, seperti dikutip Reuters, Rabu (2/7).

Parlemen Eropa dan mayoritas negara-negara Uni Eropa yang diperkuat harus bernegosiasi dan menyetujui target tahun 2040 tersebut.

"Ini adalah target yang sama sekali tidak realistis," kata juru bicara pemerintah Polandia, Adam Szlapka, setelah pengumuman Uni Eropa disampaikan. "Apa yang dibutuhkan Eropa saat ini adalah dukungan untuk daya saing dan insentif, bukan tindakan semacam ini."

Pemerintah Finlandia mengatakan pihaknya mendukung target 90% tersebut. 

Benua yang Menghangat Paling Cepat

Perubahan iklim telah menjadikan Eropa sebagai benua dengan pemanasan tercepat di dunia. Gelombang panas yang parah minggu ini menyebabkan kebakaran hutan serta gangguan di seluruh benua tersebut.

Namun, kebijakan ambisius Eropa untuk memerangi kenaikan suhu memicu ketegangan di dalam blok yang terdiri atas 27 anggota tersebut. Penegakan tindakan iklim yang ketat diperumit oleh sikap Amerika Serikat (AS), karena Presiden Donald Trump menarik AS dari negosiasi iklim global pada awal tahun ini.

Beberapa pemerintah dan anggota parlemen Eropa mengatakan industri yang terguncang oleh tarif AS dan biaya energi yang tinggi tidak mampu membayar aturan emisi yang lebih ketat.

Menteri Lingkungan Hidup Jerman Carsten Schneider mengatakan target tersebut merupakan sinyal kuat bagi negara-negara besar lainnya dan menunjukkan Eropa mempertahankan ambisi yang tinggi.

“Hal ini dapat memotivasi Cina, India, Brazil, Afrika Selatan dan lain-lain untuk mengikutinya,” katanya.

Proposal Komisi Eropa menawarkan fleksibilitas yang lebih besar kepada negara-negara mengenai sektor-sektor mana saja yang berkontribusi terhadap target 2040. Misalnya, jika hutan mereka kesulitan menyerap CO2 yang cukup, mereka dapat mengkompensasinya dengan mengurangi emisi dari kendaraan bermotor dengan lebih cepat.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...