Kemenhut: Rehabilitasi Mangrove Beri Dampak Ekonomi di Pesisir

Ajeng Dwita Ayuningtyas
21 Agustus 2025, 13:40
mangrove, ekonomi biru, pesisir
ANTARA FOTO/Andry Denisah/nym.
Sejumlah pelajar menanam bibit mangrove di pesisir Kelurahan Bungkutoko, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (26/7/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyatakan, program Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) merupakan contoh rehabilitasi alam yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Program M4CR 2022-2027 menargetkan 41 ribu hektare (ha) lokasi rehabilitasi mangrove di empat provinsi prioritas.

Empat provinsi prioritas itu adalah Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. M4CR mendapat pendanaan dari Bank Dunia senilai US$ 171 juta atau sekitar Rp 2,7 triliun. 

“M4CR membuktikan rehabilitasi mangrove mampu memberi manfaat ganda, melindungi pesisir sekaligus membuka sumber penghidupan baru,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH), Dyah Murtiningsih, di Jakarta, Rabu (20/8).

Manfaat ekonomi M4CR dirasakan masyarakat pesisir dari penghasilan tambahan menambak udang dan ikan secara terpadu atau silvofishery. Manfaat ekonomi juga bersumber dari adanya ekowisata mangrove dan penjualan produk olahan seperti batik, sirup, dan pewarna alami.

Secara ekologis, rehabilitasi mangrove dapat melindungi pesisir dari abrasi, intrusi air laut, hingga badai. Rehabilitasi mangrove juga mampu menyerap karbon dalam jumlah tinggi. 

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut, mangrove memiliki kemampuan menyerap karbon lima kali lebih besar dibandingkan pepohonan lain di hutan terestrial.

Pemasaran Produk M4CR dalam Pasar RHL 2025

Dyah menambahkan, Pasar Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) 2025 menjadi salah satu etalase produk M4CR. Pasar RHL merupakan agenda rutinan PDASRH, untuk memperkenalkan produk pertanian agroforestry dari aktivitas rehabilitasi hutan dan lahan. 

Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar Shiddiq menilai kegiatan RHL merupakan bagian dari ekonomi hijau.

“RHL tidak hanya menanam, tetapi bagian dari ekonomi hijau dengan menghasilkan komoditas ekonomi yang dapat meningkatkan ketahanan pangan, energi, dan air,” jelas Sulaiman, saat membuka Pasar RHL 2025 di Arboretum Ir. Lukito Daryadi, Manggala Wanabakti, Rabu (20/8).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ajeng Dwita Ayuningtyas

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...