Kedubes Jerman Sebut Indonesia Harus Memimpin Aksi Iklim, Singgung Banjir Bali

Image title
22 Oktober 2025, 14:34
iklim, banjir bali
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.
Petugas mengevakuasi wisatawan mancanegara yang terjebak banjir di kawasan Kuta, Badung, Bali, Rabu (10/9/2025). Sejumlah wisatawan mancanegara dievakuasi petugas dari sejumlah lokasi di kawasan pariwisata itu karena terendam banjir yang disebabkan hujan yang mengguyur wilayah Bali sejak Selasa (9/9).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indonesia dinilai berperan penting dalam isu perubahan iklim di tingkat global dalam kapasitasnya sebagai pemimpin di kawasan ASEAN, keanggotaan di G-20, sekaligus sebagai wilayah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Kepala Departemen Iklim dan Lingkungan Kedutaan Besar Jerman, Meike Lorenz, mengatakan Indonesia berpeluang besar untuk menjadi contoh dalam aksi mitigasi dan adaptasi. Ia juga menyampaikan apresiasi pemerintah Jerman terhadap berbagai inisiatif Indonesia dalam mengurangi emisi karbon. Beberapa di antaranya adalah peluncuran peta jalan dekarbonisasi industri nikel serta pembentukan pasar karbon nasional.

“Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memimpin aksi iklim dan mempengaruhi pengambilan keputusan di forum-forum politik tingkat tinggi,” ujarnya.

Namun, Lorenz menekankan bahwa langkah-langkah tersebut masih perlu diperkuat. Menurutnya, Indonesia perlu menghadirkan second Nationally Determined Contribution (NDC) yang lebih ambisius dibandingkan enhanced NDC sebelumnya untuk memastikan tercapainya target pembatasan suhu global di bawah 1,5 derajat Celsius.

“Sebagaimana kita semua pahami, langkah-langkah yang ada saat ini masih jauh dari cukup. Kita membutuhkan komitmen yang lebih kuat agar dunia tetap berada di jalur yang aman bagi generasi mendatang,” tutup Lorenz.

Lorenz juga menyinggung bencana banjir yang melanda Bali beberapa waktu lalu. Menurutnya, itu menjadi bukti nyata bahwa dampak perubahan iklim kini semakin terasa di Indonesia.

“Di Indonesia, seperti di seluruh bumi, kita sudah mengalami efek perubahan iklim sekarang juga. Ingat saja banjir-banjir di Bali bulan lalu yang disebut-sebut terjadi di tengah musim kemarau,” kata dalam acara National Dialogue - Road to COP-30 Selasa (22/10).

Ia menegaskan, kejadian cuaca ekstrem seperti itu merupakan peringatan bahwa upaya global untuk menahan laju pemanasan bumi masih belum cukup.

Menurutnya, hasil Global Stocktake dari Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP28) di Dubai menunjukkan seluruh negara perlu meningkatkan ambisi dan memperkuat implementasi aksi iklim sebelum pertemuan COP30 digelar di Brasil nanti.

“Upaya saat ini tidaklah cukup. Negara-negara di dunia harus menyelaraskan target nasional masing-masing dengan pembatasan kenaikan suhu global di bawah 1,5 derajat, terutama di sektor energi dan penggunaan lahan,” ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nuzulia Nur Rahmah

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...