Kencana Energi Cari Investor Bangun 3 Pembangkit Listrik Tenaga Air

Sorta Tobing
28 Desember 2020, 18:28
plta, pembangkit listrik, kencana energi lestari, energi baru terbarukan
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. PT Kencana Energi Lestari Tbk sedang mencari investor untuk mengembangkan tiga pembangkit listrik energi baru terbarukan.

PT Kencana Energi Lestari Tbk sedang mencari investor untuk mengembangkan tiga pembangkit listrik energi baru terbarukan atau EBT. Perusahaan berencana melepas 20% hingga 25% sahamnya kepada investor yang mencapai kesepakatan dengannya.

Wakil Presiden Direktur Kencana Energi Lestari Wilson Maknawi mengatakan beberapa pemilik modal sedang menjajaki peluang untuk berpartisipasi membesarkan bisnis perusahaan. “Kehadirannya menjadi bagian dari rencana kami mengembangkan proyek masa depan,” ujarnya dalam webinar di Jakarta, Senin (28/12), dikutip dari Antara

Tiga proyek baru itu nilai investasinya mencapai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun. Dua proyek berada di Sulawesi Selatan, yaitu pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kalaena di Luwu Timur dan PLTA Salu Uro di Luwu Utara. Masing-masing kapasitas 75 megawatt (MW) dan 90 megawatt. Lalu, PLTA Pakkat 2 akan berada di Sumatera Utara dengan kapasitas 35 megawatt. 

Target pengoperasian proyek itu pada 2025. “Apabila perjanjian pembelian listriknya (PPA) kami dapat tahun depan, maka kami optimistis bisa menyelesaikannya di 2025,” kata Direktur Operasional Karel Sampe Pajung.

Saat ini total kapasitas pembangkit Kencana Energi baru mencapai 39 megawatt. Kehadiran mitra strategis harapannya dapat memuluskan langkah perusahaan berkode efek KEEN itu untuk mengelola kapasitas pembangkit hingga 500 megawatt dalam waktu lima tahun.

Rinciannya, untuk PLTA target kapasitasnya mencapai 250 megawatt, pembangkit tenaga angin atau PLTB kapasitasnya 165 megawatt, dan pembangkit surya atau PLTS mencapai 100 hingga 125 megawatt. Tahap selanjutnya, Kencana Energi menargetkan pembangkitnya mencapai seribu megawatt dalam satu dekade ke depan. 

Potensi PLTS Atap Dapat Pacu Bauran Energi

Pasar PLTS Atap dapat menjadi kunci untuk mengejar target bauran energi 23% di 2025. Potensi kapasitas pembangkit itu dari pelanggan rumah tangga dan bisnis bisa mencapai 4 gigawatt hingga 5 gigawatt (GW). 

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan pelaksanaannya dapat lebih cepat daripada bergantung pada pembangkit besar. “Teknologinya sudah dapat diakses siapa saja. Beli online sudah bisa. Siapa saja bisa mengoperasikan dan memasangnya,” ujarnya dalam acara peluncuran SolarHub Indonesia, Selasa (15/12).

Kondisinya akan berbeda apabila tetap bergantung pada proyek pembangkit energi baru terbarukan skala besar. Prosesnya akan lama karena harus masuk dalam program PLN, lalu tercantum dalam rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL). “Kemudian butuh financing, lahan, dan investor,” kata Fabby.

Keunggulan lain PLTS Atap adalah teknologinya modular. Pelanggan rumah tangga dapat memasangnya dari kapasitas hanya 1 kilowatt peak (kwp). Angkanya bisa bertambah sesuai kebutuhan dan biaya. Tak hanya di atap, panel suryanya dapat terpasang di area tak terpakai, seperti kanopi garasi atau parkiran yang menganggur. 

Soal harga, selama tiga tahun terakhir terus turun. Fabby menyebut angkanya ketika itu di Rp 25 juta sampai Rp 30 juta per kilowatt peak. “Sekarang sekitar Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per kilowatt peak,” ucapnya. Bahkan ada yang berani mematok harga lebih rendah dari itu. 

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...