Barito Renewables Energy Tak Lagi Tertarik Bangun PLTP di Jawa
President Director of PT Barito Renewable Energy Tbk, Hendra Soetjipto Tan, mengatakan banyak perusahaan tertarik untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau PLTP di Indonesia. Namun demikian, mereka tidak tertarik untuk menggarapnya di kawasan Pulau Jawa.
“Di Jawa itu nggak banyak lagi lokasi geothermal yang menarik buat kita (pengusaha) jadi risikonya terlalu tinggi atau biasanya yang lokasinya bagus-bagus itu sudah ada yang punya,” ujar Hendra dalam acara diskusi BNI Investor Daily Summit, di Jakarta, Rabu (25/10).
Untuk itu, Hendra mengatakan, perusahaan dengan kode emiten BREN ini akan fokus untuk mengembangkan energi geothermal di luar Pulau Jawa seperti Sumatera dan Maluku. Pasalnya, masih banyak potensi yang bisa digarap dengan cadangan yang besar
Dia mengatakan, BREN hanya mengoperasikan tiga PLTP di Jawa Barat dengan total kapasitas sebesar 886 megawatt (MW). Adapun tiga aset tersebut berlokasi di Wayang Windu, Salak, dan Darajat.
"Tahun ini kita berencana akan tambah 15 MW dengan binary power plant jadi 900 MW," kata Hendra
Hendra mengatakan, pihaknya lebih memilih untuk mencari sumber cadangan tambahan panas bumi atau geothermal di tiga lokasi yang sudah ada di Jawa Barat, dibandingkan harus mencari lokasi baru untuk mengembangkan EBT tersebut.
“Dari 3 lokasi itu bagaimana caranya tadi seperti saya bilang dengan efisiensi. Dari segi efisiensi dan mencari sumber cadangan Geothermal yang baru di 3 lokasi ini,” kata dia.
Insentif PLTP
Sebelumnya, Kementerian ESDM menyebutkan pemerintah akan memberikan sejumlah insentif dan kemudahan untuk menarik perusahaan besar menggarap PLTP.
“Untuk menarik investor, pemerintah menyempurnakan regulasi terkait panas bumi termasuk insentif fiskal dan non fiskal, mengurangi risiko eksplorasi melalui government drilling, menyiapkan mekanisme pembiayaan pada tahapan eksplorasi, menawarkan WKP dan Wilayah Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (WPSPE) baru,“ ujar Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Harris Yahya kepada Katadata.co.id, Senin (14/8).
Hingga saat ini, kapasitas panas bumi yang terpasang baru sebesar 2.378 MW. Ini berarti rata-rata pertumbuhan panas bumi terpasang per tahun hanya sekitar 40 MW. Dengan begitu, menurutnya pertumbuhan energi panas bumi masih jauh dari sumber daya yang dimiliki sekitar 24.000 MW.
Padahal, Indonesia memiliki kapasitas terpasang panas bumi terbesar kedua di dunia sebesar 24 GW. Namun, yang sudah dimanfaatkan untuk PLTP baru 2.175,7 MWe atau 9%.
Menurut data ThinkGeoEnergy, Indonesia memiliki kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) terbesar kedua di dunia yaitu mencapai 2.133 megawatt (MW) pada 2020. Jumlah tersebut menyumbang 3,01% pembangkit listrik nasional.