RI Bangun Kabel Bawah Laut Rp 178 T, Kirim Listrik Kalimantan ke Jawa

Nadya Zahira
3 November 2023, 19:18
Operator pembangkit melakukan pemeriksaan di area generator PLTA Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). PLTA Cirata yang memiliki delapan unit generator dengan total kapasitas 1.008 megawatt tersebut merupakan PLTA terbesar se-Ind
ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/tom.
Operator pembangkit melakukan pemeriksaan di area generator PLTA Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (26/9/2023). PLTA Cirata yang memiliki delapan unit generator dengan total kapasitas 1.008 megawatt tersebut merupakan PLTA terbesar se-Indonesia serta menjadi tulang punggung energi bersih di Pulau Jawa, Madura, dan Bali.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan membangun kabel bawah laut untuk mengirim potensi listrik hidro dari Kalimantan ke Jawa. Investasi proyek tersebut mencapai US$ 11,3 miliar atau setara dengan Rp 178 triliun.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kemeterian ESDM, Jisman Hutajulu, mengatakan potensi listrik hidro tersebut mencapai 13 Gigawatt yang berasal dari Sungai Kayan dan Sungai Mentarang di Kalimantan Utara.Melalui interkoneksi 500kV HVAC, dia berharap dapat mentransmigrasi listrik ke pusat beban yang ada di pulau Jawa. 

“Sesuai dengan arahan Presiden dan Menteri ESDM, saya ingin menekankan kembali pentingnya pengembangan hydropower dengan teknologi yang efisien dan didukung infrastruktur transmisi” ujar Jisman melalui keterangan resmi, Jumat (3/11).

Jisman menyebutkan, panjangan jaringan interkoneksi diperkirakan mencapai 1.976 kilometer sirkuit (kms), dengan panjang backbone dan fishbone masing-masing mencapai 4.667 kms dan 4.299 kms. 

Transmisi Listrik di Papua

Dia mengatakan, pengembangan transmisi juga diperlukan untuk mengevakuasi 7 GW potensi hydropower di Sungai Membramo Papua. Selain potensi air, pengembangan super grid diharapkan juga dapat meningkatkan penetrasi potensi tenaga surya dan  tenaga bayu.

“Kami juga memiliki banyak pulau di Indonesia, terutama di Indonesia Timur yang masih memanfaatkan pembangkit diesel. Pulau-pulau ini membutuhkan pengembangan transmisi untuk meningkatkan stabilitas sistem ketenagalistrikan dan membutuhkan pengembangan teknologi kabel bawah laut,” kata Jisman.

Seperti diketahui, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030 memuat pengembangan sejumlah proyek PLTA dengan kapasitas 10 GW. Lokasi potensi energi terbarukan masih jauh dari pusat permintaan beban.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...