Marubeni Global Indonesia Akan Pasok Listrik Tenaga Surya ke Singapura
Marubeni Global Indonesia (MGI) akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) senilai US$ 9 miliar atau sekitar Rp 139,5 triliun di dekat Batam, Kepulauan Riau mulai 2024. Listrik yang dihasilkan oleh PLTS tersebut nantinya akan diekspor ke Singapura sebagai listrik rendah karbon mulai 2027.
Menurut laporan The Strait Times, Marubeni Global Indonesia (MGI) akan memasok listrik 600 MW ke Tuas Power, perusahaan pembangkit listrik terkemuka di Singapura. Tuas Power akan mengajukan permohonan kepada Energy Market Authority (EMA) pada akhir November untuk bisa mengimpor listrik tersebut. Kapasitas listrik tersebut mampu untuk mencukupi kebutuhan listrik 730.000 rumah tangga di Singapura.
Managing Director MGI Tjaw Hioeng mengatakan tahap pertama konstruksi PLTS di Pulau Galang itu akan dilakukan pada Maret 2024. "Mitra kami dari Singapura membutuhkan listrik yang terkoneksi dengan transmisi listrik pada akhir 2027," ujar Hioeng kepada Strait Times, Jumat (3/11). Listrik tersebut akan dikirim ke Singapura melalui kabel bawah laut.
Ladang panel surya yang pertama akan memiliki kapasitas 2,55 Gigawatt-peak (GWp) dan sistem penyimpanan baterai dengan kapasitas 7 GWp. Hioeng mengatakan tahap kedua dari proyek itu akan dibangun di sembilan lokasi yang berada di pulau-pulau yang tidak terlalu padat penduduk atau pulau-pulau yang tidak berpenghuni di sekitar Batam.
Chief Operating Officer Tuas Power Michael Wong mengatakan perusahaan akan mengimpor 400 MW listrik pada tahap pertama. Angka ini akan terus ditingkatkan hingga mencapai 600 MW pada saat tahap kedua pembangunan proyek PLTS ini selesai. "Impor listrik ini untuk pasokan jangka panjang 25-30 tahun," ujar Wong seperti dikutip Strait Times.
Listrik sebesar 600 MW itu sekitar 15% dari target Singapura untuk mengimpor listrik energi terbarukan sebesar 4GW pada 2035. Selain Indonesia, Singapura juga akan mengimpor listrik dari Laos, Malaysia, dan Vietnam.
September lalu, EMA telah mengumumkan persetujuan bersyarat bagi lima perusahaan untuk mengimpor 2GW listrik rendah karbon dari Indonesia. Para importir itu adalah Pacific Medco Solar, Adaro Solar International, EDP Renewables Asia-Pacific, Vanda RE, dan Keppel Energy. EMA juga memberikan persetujuan bersyarat bagi Singapura untuk mengimpor listrik 1GW dari Kamboja dan 1,2 GW dari Vietnam.