Ethiopia Akan Jadi Negara Pertama yang Larang Kendaraan BBM

Rena Laila Wuri
5 Februari 2024, 12:34
Ethiopia mengumumkan negara tersebut akan melarang kendaraan berbahan bakar fosil (Internal Combustion Engine/ICE) dan digantikan dengan kendaraan listrik.
ANTARA FOTO/REUTERS/Maggie Fick/File Photo/foc/cf
Ethiopia mengumumkan negara tersebut akan melarang kendaraan berbahan bakar fosil (Internal Combustion Engine/ICE) dan digantikan dengan kendaraan listrik.
Button AI Summarize

Ethiopia tahun lalu menghabiskan hampir US$ 6 miliar atau Rp 102 triliun (kurs Rp 15.693) untuk mengimpor bahan bakar fosil, setengahnya untuk sektor transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM), Kementerian Transportasi dan Logistik Ethiopia mengumumkan negara tersebut akan melarang kendaraan berbahan bakar fosil (Internal Combustion Engine/ICE) dan digantikan dengan kendaraan listrik.

Rencana Ethiopia tersebut serupa dengan Norwegia yang juga berencana untuk meninggalkan kendaraan bahan bakar fosil. Padahal, hampir seluruh negara di dunia akan melakukan peralihan energi tersebut secara perlahan, dalam sepuluh hingga 20 tahun lagi.

Ethiopia akan menjadi negara pertama yang meninggalkan kendaraan berbahan bakar fosil. Menurut Menteri Transportasi Ethiopia Alemu Sime, bahan bakar fosil selain tidak berkelanjutan secara finansial juga mengakibatkan tingkat polusi di kota-kota tidak terkendali. 

“Satu-satunya jalan keluar dari teka-teki adalah larangan langsung terhadap kendaraan non-listrik,” kata Sime dikutip dari ArenaEV, Senin (5/2).

Sime mengatakan saat ini prioritas utama Kementerian Transportasi adalah membangun infrastruktur pengisian daya di seluruh negeri. “Larangan yang direncanakan akan ditegakkan secara ketat dan pemilik kendaraan yang ada akan dikenakan tes emisi yang ketat,” kata Sime.

Sime mengatakan kendaraan yang tidak lulus tes tidak boleh lagi digunakan untuk berkendara. Saat ini ada sekitar dua juta kendaraan di Ethiopia yang sebagian besar di antaranya berusia lebih dari 20 tahun.

Kendaraan tua sudah dikenakan pajak yang besar sehingga memaksa para importir untuk membawa mobil-mobil yang lebih baru ke negara tersebut. Di sisi lain, importir mobil dengan emisi rendah akan dikenakan pajak yang lebih rendah dan manufaktur mobil listrik lokal didorong dengan keringanan pajak dan insentif yang besar.

Halaman:
Reporter: Rena Laila Wuri
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...