Prabowo Ingin Singkong Jadi Bioetanol, BRIN: RI Masih Impor Singkong

Tia Dwitiani Komalasari
4 Maret 2024, 09:04
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) menyampaikan pendapat saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopol
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto (kiri) menyampaikan pendapat saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat kali ini bertemakan pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri.
Button AI Summarize

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan produksi singkong nasional untuk memenuhi kebutuhan bahan baku etanol sebagai sumber energi baru terbarukan masih belum memadai. Di sisi lain, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah menyatakan niatnya untuk membawa Indonesia menuju swasembada energi terbarukan yang bersumber dari kelapa sawit, tebu, hingga singkong.

Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan BRIN, Yudhistira Nugraha, mengatakan singkong termasuk tanaman yang menghasilkan pati tinggi dan dapat dikonversi menjadi etanol. Namun produksi singkong di Indonesia masih jauh dari ideal.

"Indonesia masih harus mengimpor singkong dari luar negeri, utamanya untuk kebutuhan bahan baku industri dan pangan," kata Yudhistira dikutip dari Antara, Senin (4/3).

Produksi Cenderung Turun

Strategi untuk menjadikan singkong sebagai bahan biofuel, kata dia, harus didahului dengan meningkatkan produksi singkong nasional. Menurut Yudhistira, perlu ada lahan khusus untuk dijadikan sebagai kebun energi, sehingga tidak mengganggu peruntukan singkong sebagai bahan pangan.

Outlook Ubi Kayu Tahun 2020 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian menyebutkan luas panen ubi kayu di Indonesia selama kurun waktu tahun 1980 hingga 2019 cenderung mengalami penurunan.

Laju pertumbuhan rata-rata turun sebesar 1,76 persen per tahun. Pada 1980, luas panen ubi kayu mencapai 1,41 juta hektare, kemudian turun menjadi 0,63 juta hektare pada 2019.

Adapun perkembangan produksi ubi kayu di Indonesia periode 1980-2019 secara umum berfluktuasi dengan kecenderungan mengalami peningkatan.

Angka perkembangan produksi ubi kayu selama empat dekade tersebut meningkat rata-rata hanya sebesar 0,66 persen per tahun. Sementara tingkat produktivitas ubi kayu sebanyak 155,58 kubik per tahun.

Prabowo Andalkan Singkong Agar RI Swasembada EBT

Sebelumnya, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya untuk membawa Indonesia menuju swasembada energi terbarukan yang bersumber dari tanaman seperti kelapa sawit, tebu hingga singkong. Dia menilai tanaman-tanaman tersebut tumbuh subur di tanah air.

“Nanti kita bukan lagi ambil minyak dari tanah terus habis, gas dari tanah habis, selama ada matahari dan selama ada hujan, tiap tahun kita bisa panen solar (surya), banyak negara iri sama Indonesia,” kata Prabowo dalam orasi ilmiah saat Wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/2).

Dia mengatakan, energi terbarukan yang bersumber dari tanaman sangat baik karena tidak membuat polusi sekaligus mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil yang tidak ramah lingkungan.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...