Pertamina NRE Bangun Pembangkit EBT 6 GW, Bidik Investasi Rp 102 T

Image title
21 Juni 2024, 13:36
Pertamina NRE menduduki posisi ke-3 terbaik untuk nilai ESG di sektor IPP & Traders.
Dok. Pertamina
Pertamina NRE menduduki posisi ke-3 terbaik untuk nilai ESG di sektor IPP & Traders.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menargetkan memasang pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan kapasitas hingga 6 Gigawatt (GW) hingga 2029. Untuk memenuhi target tersebut, Pertamina NRE membidik investasi  US$ 6,2 miliar (setara Rp 102 triliun) pada 2029, atau delapan kali lipat investasi tahun ini.

CEO Pertamina NRE, John Anis, mengatakan target 6 GW tersebut terdiri dari berbagai proyek EBT seperti geothermal, tenaga surya, dan biogas.  Sampai dengan semester I 2024, perusahaan baru mencapai 2,6 GW atas kapasitas pembangkit listrik hijau yang telah dioperasikan. 

“Pertamina strategi pertumbuhan ganda, yaitu memperkuat bisnis migas eksisting dan mengembangkan bisnis rendah karbon sebagai penggerak bisnis masa depan,” ujar John dalam keterangan, Jumat (21/6). 

John mengatakan, Pertamina NRE juga menetapkan sejumlah target lainnya pada 2029. Salah satunya penjualan kredit karbon yang ditargetkan mencapai 19,2 juta ton setara CO2 pada 2029. 

Pada September tahun lalu, Pertamina NRE berhasil menjadi penjual kredit karbon pertama di perdagangan perdana IDX Carbon dengan volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 800 ribu ton setara CO2.

Pertamina NRE juga menargetkan produksi hidrogen bersih mencapai 7000 ton per tahun pada 2029 dan bioethanol mencapai 840 ribu kilo liter. Sedangkan pada bisnis ekosistem baterai dan kendaraan Listrik, Pertamina NRE menargetkan produksi mencapai 51,4 GWh. 

"Dengan semua target tersebut, anggaran investasi yang disiapkan mencapai US$ 6,2 miliar pada 2029. Angka ini naik lebih dari delapan kali lipat anggaran investasi tahun ini," ujarnya. 

Prioritas 2024

Pada 2024, John mengatakan, Pertamina NRE akan fokus pada beberapa inisiatif prioritas . Salah satunya pengembangan bisnis bioethanol untuk mendukung peningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati di Indonesia yang bekerja sama dengan Pertamina Patra Niaga.

Selain itu, Pertamina NRE juga akan mengembangkan area geothermal Lumut Balai 2 sebesar 55 MW, pengembangan bisnis geothermal di luar negeri, bisnis karbon, dan hidrogen untuk bahan bakar kendaraan (hydrogen for mobility).

Pertamina NRE menunjukkan pertumbuhan bisnis yang cukup baik. Pada kinerja finansial 2023, Pertamina NRE membukukan peningkatan pendapatan sebesar 6% dibandingkan tahun 2022, yaitu menjadi US$411,5 juta.

Sementara EBITDA dan laba bersih berturut-turut mencapai sebesar U$331,77 juta dan US$146,60 juta, atau naik sebesar 11% dan 24% dibandingkan tahun 2022.

John mengatakan, Pertamina NRE berhasil meningkatkan produksi listrik menjadi 5.452 GWh pada 2023. Angka tersebut meningkat sebesar 17% dibandingkan 2022. Kenaikan tersebut dikontribusikan dari berbagai jenis pembangkitan, antara lain gas to power, geothermal, solar dan biogas. 

Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan saat ini Pertamina fokus untuk mengembangkan energi bersih dan mempercepat transisi energi. 

"Sejalan dengan strategi bisnis Pertamina untuk mengembangkan bisnis rendah karbon, kami mendukung Pertamina NRE untuk terus berekspansi," ujarnya.

Fadjar mengatakan, peningkatan bisnis Pertamina NRE berdampak bagi peningkatan energi transisi di Indonesia dan ketahanan energi nasional. Selain itu, peningkatan bisnis tersebut juga bermanfaat untuk pencapaian target NZE 2060 yang ditetapkan pemerintah.

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...