PLN Indonesia Power Genjot Kapasitas Energi Hidrogen hingga 41 GW
PLN Indonesia Power (PLN IP) berencana untuk memperluas pemanfaatan hidrogen sebagai sumber energi pembangkit listrik dengan total kapasitas mencapai 41 Gigawatt (GW). Pengembangan hidrogen merupakan salah satu peta jalan atau roadmap PLN untuk mencapai target NDC atau national determined contribution di 2030 dan net zero emission (NZE) di 2060.
National determined contribution merupakan komitmen dan upaya suatu negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra, mengatakan perusahaan juga berencana mengembangkan energi amonia sebagai turunan dari hidrogen pada 2023 sampai 2030. Pengembangan energi tersebut diharapkan bisa menjadi pengganti energi fosil.
"Tentu ini akan banyak memberikan banyak manfaat, karena zero carbon dan penghematan biayanya sangat tinggi," ujarnya melalui keterangan tertulis dikutip Selasa (9/7).
Menurut Edwin, hidrogen menjadi salah satu energi bersih yang akan mendukung pelaksanaan transisi energi dan pencapaian NZE pada 2060. PLN Indonesia Power akan menunjukkan komitmen kepada dunia dalam menggunakan hidrogen untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan.
Dia mengatakan, hidrogen merupakan salah satu solusi untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan kendaraan bermotor. Energi tersebut tidak menghasilkan zat sisa pembakaran atau emisi karbon.
"Sistem hidrogen sebenarnya sudah lama digunakan di pembangkit listrik untuk mendinginkan generator," ujarnya.
Dia mengatakan, PLN Indonesia Power telah mengembangkan energi hidrogen di Tanah Air, dengan menyediakan infrastruktur hidrogen dari hulu hingga hilir.
Di sisi hulu, PLN Indonesia Power telah menjadikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang resmi menjadi penghasil hidrogen hijau berbasis panas bumi pertama di Asia Tenggara.
Selain itu PLN Indonesia Power juga akan mengembangkan PLTP lain sebagai produsen hidrogen, yaitu PLTP Gunung Salak, Ulubelu, Darajat, Lahendong dan Ulumbu.