Pertamina Hulu Mahakam Mulai Operasikan Kapal Berbahan Bakar Rendah Emisi

Image title
13 Agustus 2024, 11:06
Pertamina Hulu Mahakam
Pertamina Hulu Mahakam
Button AI Summarize

PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) melakukan konversi bahan bakar kapal dari solar menjadi diesel dual fuel (DDF) yang lebih rendah emisi dan ramah lingkungan. Hal itu dilakukan dengan mulai mengoperasionalkan Prototype Diesel Dual Fuel (DDF) Crewboat.

Sebagai informasi, DDF Crewboat adalah kapal dengan mesin diesel yang dimodifikasi sehingga mesin tersebut bisa berjalan dengan campuran bahan bakar diesel dan natural gas. Teknologi ini tidak sepenuhnya menghilangkan penggunaan bahan bakar diesel, tapi akan mengurangi pemanfaatan diesel. Tabung LNG akan diletakkan pada kompartemen tangki bahan bakar.

General Manager PHM, Setyo Sapto Edi, mengatakan teknologi kapal DDF tersebut merupakan bagian dari efisiensi transportasi yang dilakukan oleh PHM. Kapal berbasis diesel membutuhkan sebanyak 1.500 liter per hari. Sementara DDF membutuhkan bahan bakar diesel hanya sekitar 40% dan 60% sisanya dari LNG.

"Kalau kita estimasi dengan 1 hari biasanya 1.500 liter solar,  dengan konversi ini efisiensinya adalah sekitar Rp12 juta per hari," ujar Setyo dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (13/8).

Berdasarkan hasi studi PHM, potensi optimasi dari pemanfaatan DDF tersebut akan mengurangi penggunaan bahan bakar diesel sekitar 6.050 Kiloliter per tahun untuk 10 crewboat yang beroperasi di offshore WK Mahakam. Hal ini berpotensi mengurangi biaya operasional sebesar US$ 4,1 juta per tahun.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengapresiasi inisiatif yang dilakukan PHM dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi emisi sesuai dengan target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat.

"Peresmian prototype DDF Crewboat ini merupakan salah satu bukti nyata partisipasi aktif perusahaan minyak dan gas bumi (migas) Indonesia) yang dapat memberikan manfaat secara signifikan bagi PHM dan masyarakat secara umum," ujar Arifin.

Arifin mengatakan, dunia saat ini tengah bergerak menuju ke arah energi hijau. Hal itu termasuk dalam sektor transportasi, dimana International Maritime Organization (IMO) juga sudah merumuskan pemakaian bahan bakar transportasi yang ramah lingkungan dengan low maupun zero carbon.

"Jadi inisiatif crewboat ini untuk hybrid, diesel dual fuel system ini patut kita hargai, tentu saja melalui satu kajian dengan perhitungan-perhitungan yang matang," ujarnya.

Arifin berharap inisiatif modifikasi kapal DDF ini bisa segera diterapkan di kapal-kapal lainnya. Pasalnya metode ini memiliki tingkat efisiensi yang sangat besar yakni mencapai 80% untuk per satu kapal.

Kementerian ESDM akan melakukan kajian jika prototype ini berhasil sehingga bisa diterapkan oleh pelaku usaha kapal lainnya. Penggunaan kapal DDF akan memaksimalkan produksi gas dalam negeri dan tidak bergantung terhadap minyak bumi yang harganya semakin tinggi. Terlebih kondisi geopolitik yang ada membuat harga minyak sulit untuk turun di bawah US$ 70 per barel. 

Reporter: Djati Waluyo

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...