GAPKI Sebut Produktivitas Sawit RI Bisa Penuhi Kebutuhan Biodiesel B50

Tia Dwitiani Komalasari
20 Agustus 2024, 16:32
Pekerja mengangkut tandan buah kelapa sawit ke dalam truk di kawasan PT Perkebunan Nusantara II, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (17/2/2024). Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian menargetkan peremajaan kelapa sawit tahun 2024 seluas 54
ANTARA FOTO/Yudi/Spt.
Pekerja mengangkut tandan buah kelapa sawit ke dalam truk di kawasan PT Perkebunan Nusantara II, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (17/2/2024). Kementerian Kordinator Bidang Perekonomian menargetkan peremajaan kelapa sawit tahun 2024 seluas 540 hektare atau dua kali lipat dibandingkan tahun 2022.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI)  menyatakan pasokan sawit Indonesia masih mencukupi jika pemerintah ingin menerapkan biodiesel B50.  Namun demikian, Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, mengatakan nahwa produktivitas sawit harus ditingkatkan agar tidak mengganggu ekspor.

"Tapi memang mau tidak mau kita harus bisa meningkatkan produktivitas, karena kalau tidak maka kita terpaksa harus mengurangi ekspor, karena sebagian besar akan digunakan untuk B50. Harapan kedepan, paling tidak tadi saya sudah sampaikan bahwa nanti kita harus bisa meningkatkan produktivitas," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (20/8).

Mukti mengatakan, sejumlah upaya dilakukan pelaku industri sawit untuk meningkatkan produktivitas, salah satunya melalui Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Ini merupakan program untuk membantu pekebun rakyat memperbaharui perkebunan kelapa sawit dengan yang lebih berkelanjutan dan berkualitas.

"Saya kira ini sangat bagus kalau misalnya nanti ada kebun khusus untuk energi, sehingga tidak akan mengganggu supply kita untuk ekspor," ujarnya.

Dia mengatakan, pemerintah bersama swasta berupaya melalui beberapa kegiatan pengembangan kebun sawit untuk energi khususnya pada kawasan yang sudah terdegradasi. Dengan demikian, kebutuhan minyak sawit untuk energi tidak mengganggu kebutuhan untuk pangan, industri dalam negeri dan ekspor.

Uji Coba Pabrik B50

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, melaksanakan uji coba produksi biodiesel B50 di Kalimantan Selatan. Minggu (18/8). 

"Ini adalah hari yang bahagia, dimana B50 kita langsung uji coba dan kedengaran engine nya sangat bagus, normal," kata Mentan seusai melakukan soft launching Biodiesel B50 di Pabrik Biodiesel PT. Jhonlin Agro Raya, Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Amran mengatakan, ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan kemandirian energi nasional yang sejalan dengan visi Indonesia menuju keberlanjutan energi masa depan. Uji coba implementasi B50 mencatatkan sejarah kemandirian energi nasional yang menjadi mimpi besar Indonesia untuk 5-10 tahun ke depan.

"Ini gagasan besar, Bapak Presiden sekarang dan Bapak Presiden terpilih, Indonesia menjadi lumbung pangan dan mandiri energi. Dua ini kekuatan bisa menggetarkan dunia," ujar Amran

. Dia meyakini kebutuhan biodiesel berbasis kelapa sawit sangat besar, khususnya untuk konsumsi dalam negeri dalam mewujudkan ketahanan energi nasional.

Berdasarkan data Statistik Direktorat Jenderal Perkebunan Angka Sementara Tahun 2023 Kelapa Sawit memiliki lahan seluas 16,8 juta hektare dengan produksi sebesar 46,9 juta ton. Amran menambahkan, energi terbarukan terus diimplementasikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak penggunaan B15 di tahun 2015, B20 di tahun 2019, B30 di tahun 2022, hingga B35 saat ini sudah dijalankan sejak tahun 2023.


Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...