Persimpangan Jalan IEA, Antara Energi Fosil dan Terbarukan

Rezza Aji Pratama
30 Januari 2025, 13:50
Pekerja mengikuti upacara di Central Plant Pertamina Hulu energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) di Laut Jawa, Jawa Barat, Sabtu (17/8/2024). Sebanyak 80 pekerja PHE ONWJ mengikuti upacara dalam rangka memperingati HUT ke-79 RI.
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wpa.
Pekerja mengikuti upacara di Central Plant Pertamina Hulu energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) di Laut Jawa, Jawa Barat, Sabtu (17/8/2024). Sebanyak 80 pekerja PHE ONWJ mengikuti upacara dalam rangka memperingati HUT ke-79 RI.

Ringkasan

  • Presiden Prabowo Subianto memprioritaskan ketahanan pangan di atas fluktuasi pasar saham. Prabowo menganggap fluktuasi saham hal yang biasa, dan stabilitas negara lebih penting jika suplai pangan terjaga.
  • Dalam rapat kabinet membahas persiapan Idul Fitri, Prabowo menyampaikan produksi dan harga pangan terkendali. Ia menekankan pentingnya hal ini mengingat Indonesia adalah negara berpenduduk besar.
  • Prabowo tidak memberikan arahan khusus terkait anjloknya IHSG. Ia tidak terlalu cemas terhadap gejolak pasar saham tersebut.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

International Energy Agency (IEA) menuai kritik keras atas kebijakannya yang mulai bergeser dari energi fosil menuju energi terbarukan.

IEA yang didirikan pada 1974 ini sejatinya diinisiasi untuk memperkuat fondasi energi fosil ketika harga minyak meroket imbas kebijakan embargo oleh sejumlah produsen pada era 1970-an. Organisasi yang dibuat oleh anggota OECD ini berperan penting dengan memberikan data dan analisis yang komprehensif serta rekomendasi kebijakan untuk mengamankan pasokan energi. Namun, beberapa tahun belakangan, fokus IEA mulai bergeser dari energi fosil menuju transisi energi terbarukan. 

“Tujuan kami adalah menuju keamanan energi yang terjangkau dan berkelanjutan yang sejalan dengan target Kesepakatan Paris,” tulis IEA dalam situs resminya. 

Pergeseran fokus IEA ini rupanya menuai kritik dari sejumlah pihak. Mantan Kepala Industri dan Pasar Minyak IEA Neil Atkinson menyebut lembaga itu seharusnya fokus pada pasokan minyak dan gas, alih-alih menaruh perhatian lebih pada transisi energi global. 

Pada Juni 2024, IEA menerbitkan laporan yang memprediksi dunia akan mengalami kelebihan pasokan minyak di 2030 seiring dengan upaya transformasi energi di sejumlah negara. IEA juga menyebut pertumbuhan permintaan minyak dunia akan melambat yang dipicu oleh upaya transisi. 

Laporan inilah yang secara khusus dikritik oleh Neil Atkinson dan Direktur the National Center for Energy Analytics Mark Mills. Keduanya menyebut IEA meremehkan pertumbuhan di negara-negara berkembang serta di pasar plastik dan petrokimia, dan melebih-lebihkan laju adopsi kendaraan listrik.

"Aspirasi promosi dan asumsi yang salah yang mendasari skenario permintaan puncak IEA memiliki implikasi serius, mengingat pertimbangan ekonomi dan keamanan global yang jelas dalam merencanakan dan menyediakan pasokan energi yang andal dan terjangkau," kata laporan tersebut, seperti dikutip dari Reuters.

Kritik juga dilancarkan oleh rezim Donald Trump yang berambisi menggenjot produksi miga Amerika Serikat dan menyebut investasi energi terbarukan di masa Joe Biden telah mengerek harga energi di AS. Kritik Trump terhadap IEA patut diwaspadai sebab AS berkontribusi hingga seperempat dari total pendanaan lembaga tersebut. 

Sementara itu, IEA menanggapi kritik tersebut sebagai kesalahan tafsir mendasar tentang sistem energi dan pemodelan IEA. 

"Laporan tersebut juga secara tidak tepat menyatakan proyeksi permintaan minyak IEA adalah outlier – pada kenyataannya, proyeksi tersebut selaras dengan skenario yang sebanding dari organisasi lain, termasuk perusahaan minyak besar," kata IEA, dikutip dari Reuters. 

Reporter: Rezza Aji Pratama

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...