Antrian Membludak, Kuota PLTS Atap Kemungkinan Ditambah Tahun Ini


Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mengkaji penambahan kuota pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap tahun ini.
Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Andriah Feby Misnah, mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk memenuhi minat pelaku usaha untuk menambah penggunaan PLTS Atap.
“Kami meminta untuk meningkatkan kuota karena ada antrian panjang yang ingin kapasitas terpasang PLTS Atap,” ujar Feby dalam acara China International Energy Storage (EESA) Summit 2025, di Jakarta, Selasa (29/4).
Feby mengatakan membludaknya permintaan pengadaan PLTS Atap membuat peraturan yang sudah ditetapkan harus diubah. Pemerintah menargetkan akan menambah kapasitas terpasang PLTS atap sebesar 1,9 gigawatt (GW) sampai dengan 2030.
Dia menjelaskan PLTS atap merupakan salah satu langkah untuk melakukan percepatan pemanfaatan energi surya di Indonesia. Pasalnya, PLTS atap menjadi salah satu platform yang membuat pengguna atau masyarakat untuk berpartisipasi dalam meningkatkan bairan energi hijau di Indonesia.
“Tidak seperti jenis PLTS lainnya, tujuan utama PLTS atap adalah untuk konsumsi sendiri, bukan untuk ekspor energi atau perdagangan listrik dengan PLN,” ungkapnya.
Selain PLTS atap, Indonesia juga memiliki potensi PLTS terapung dan PLTS ground mounted (di permukaan tanah). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana untuk memaksimalkan potensi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung di 290 lokasi di Indonesia dengan kapasitas sebesar 89,37 giga watt (GW).
PLTS ground mounted memiliki potensi kapasitas sebesar 4,68 GW sampai dengan 2030.