Berita PLTS Atap Terbaru dan Terkini Hari Ini - Katadata.co.id

Pemerintah mengupayakan pembangunan PLTS atap secara masif untuk mengejar target bauran energi baru terbarukan di Indonesia.

Pemerintah menawarkan sejumlah insentif bagi pengguna PLTS atap melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2024.

Asosiasi Energi Surya Indonesia menilai PLTS Atap justru lebih menarik untuk industri.

Ketentuan baru mengenai kuota PLTS atap dinilai bakal menghambat penetrasi tenaga surya tersebut.

Pengembangan PLTS atap sangat penting dalam upaya transisi energi.

Pemerintah diketahui tengah merencanakan pembangunan industri panel surya di Jawa Tengah dan Pulau Rempang, Batam.

Pemasangan PLTS Atap kini menerapkan aturan kuota berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM no 2 tahun 2024.

Realisasi pemasangan PLTS Atap baru mencapai 149 Megawatt peak (MWp) per Januari 2024.

Pemerintah menargetkan kapasitas PLTS Atap mencapai 1,5 Gigawatt setelah mengeluarkan aturan baru, yaitu Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2024.

Aturan baru PLTS Atap relatif lebih fokus pada pengembangan di sektor industri, dan menekan penggunaan rumah tangga.

Terdapat sejumlah aturan baru yang berlaku bagi konsumen PLTS Atap.

Pemerintah beralasan mekanisme penerapan kuota PLTS atap ini diberlakukan guna menjaga kualitas penyaluran listrik PLN.

Pemerintah mengakui bahwa konsumen rumah tangga akan kesulitan untuk mengadopsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap jika revisi Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2021 diberlakukan.

Aturan terbaru tersebut menghapus sistem ekspor-impor atau net-metering listrik dari PLTS atap on-grid.

Arifin mengatakan penghapusan ini dilakukan agar PLTS atap di masyarakat tetap berjalan dan menjaga kondisi PLN yang masih kelebihan suplai listrik.