Bos MIND ID Ungkap Tantangan Pasang PLTS
Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, mengungkapkan pemanfaatan energi terbarukan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap masih menghadapi hambatan regulasi.
Maroef menjelaskan, PT Timah Tbk melalui anak usahanya, PT Timah Industri, baru saja meresmikan PLTS Rooftop berkapasitas 303,1 kWp di kawasan industri Cilegon pada pertengahan Juni silam. Instalasi ini menggunakan 522 panel surya merek Jinko Solar berdaya 585 Wp yang mampu menghasilkan energi sekitar 400 MWh per tahun dan menurunkan emisi karbon hingga 300 ton CO2 ekuivalen per tahun.
“Perluasan PLTS atap on-grid masih terkendala aturan kuota tabungan berbasis wilayah dari Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM,” kata Maroef dalam forum MINDialogue bertajuk "Korporasi Hebat, Alam Selamat" di Jakarta, pada Kamis (28/8) malam.
Selain persoalan kuota, Maroef menyebut bahwa proses pengajuan dan perizinan PLTS atap on-grid hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu, yakni pada bulan Januari dan Juli setiap tahunnya. Sebagai informasi, proyek PLTS Cilegon merupakan hasil kolaborasi PT Timah Industri, PT Bukit Energi Investama (anak usaha PT Bukit Asam Tbk) sebagai investor, serta PT Krakatau Chandra Energi. Sistem PLTS ini menggunakan skema On-Grid yang terhubung ke jaringan TM 20 kVA PT Krakatau Chandra Energi melalui trafo step down.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah akan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) untuk memenuhi kebutuhan energi bagi Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Total kapasitas PLTS yang rencana dibangun mencapai 100 gigawatt (GW). Bahlil menyampaikan bahwa pembangunan PLTS ini merupakan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam rangka mendorong pemanfaatan energi terbarukan. Rencananya, akan dibangun sebanyak 80 ribu unit KDMP yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kami sedang bangun desain besarnya, semua kampung-kampung (KDMP) akan memakai PLTS. Ini merupakan peluang baru bagi pemain baterai karena PLTS hanya beroperasi 4 jam saat siang hari, selebihnya harus menyimpan energi melalui baterai,” kata Bahlil saat ditemui di acara Indonesia Battery Summit 2025, Selasa (5/8).
Ia menyebut, pembangunan PLTS dengan total kapasitas 100 GW akan dilakukan secara bertahap. Namun, ia belum merinci kapan proyek ini akan dimulai. “Lebih cepat lebih baik,” ujarnya.
