AS Batalkan Subsidi Energi Bersih, Trump Fokus ke Energi Fosil

Image title
25 September 2025, 11:38
AS, subsidi, energi bersih
Pexels
Ilustrasi energi terbarukan
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Departemen Energi Amerika Serikat (AS) berencana membatalkan lebih dari US$ 13 miliar atau Rp 217,58 triliun (kurs Rp 16.710/US$) dana yang sebelumnya dijanjikan pemerintahan Joe Biden untuk mensubsidi energi angin, surya, baterai, dan kendaraan listrik.

Belum jelas dana mana saja yang menjadi target pembatalan, dan departemen tersebut tidak segera memberikan penjelasan lebih lanjut.

“Dengan mengembalikan dana ini kepada pembayar pajak AS, pemerintahan Trump menegaskan komitmennya untuk mendorong energi AS yang lebih terjangkau, andal, dan aman, sekaligus menjadi pengelola uang rakyat yang lebih bertanggung jawab,” demikian pernyataan resmi Departemen Energi dikutip dari laporan Reuters, Kamis (25/9).

Pengumuman ini langsung menuai kritik keras dari Gubernur California, Gavin Newsom, yang menilai AS menyerahkan kepemimpinan energi bersih kepada Tiongkok. California, negara bagian terpadat di AS, memiliki target paling ambisius di dunia terkait energi bersih dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

“Presiden (Tiongkok) Xi, saya tidak tahu lagi apa yang bisa dia rayakan. Saya rasa dia akan memberi (Presiden Donald) Trump pelukan erat saat bertemu,” kata Newsom dalam sebuah acara New York Times tentang perubahan iklim.

Trump mengatakan ia berencana bertemu langsung dengan Xi dalam beberapa minggu mendatang. Kabar pembatalan dana ini muncul sehari setelah Trump menyebut perubahan iklim sebagai “penipuan terbesar di dunia” dalam pidatonya di Sidang Umum PBB, mempertegas sikap skeptisnya terhadap inisiatif lingkungan global dan lembaga multilateral.

Sejak kembali menjabat pada Januari, Trump mendorong peningkatan produksi minyak dan gas yang sudah berada pada rekor tertinggi sembari memangkas subsidi untuk energi terbarukan dan kendaraan listrik.

Menteri Energi Chris Wright sebelumnya menyebutkan rencana pembatalan dana ini dalam konferensi pers di New York. Wright mengatakan Trump ingin menyampaikan pesan bahwa PBB dan banyak negara telah melenceng jauh soal perubahan iklim, membesar-besarkannya menjadi ancaman terbesar dunia, sehingga memicu pengeluaran besar-besaran dengan dampak positif yang sangat kecil.

Lapangan Pekerjaan di Sektor Energi Bersih Terancam

Namun, laporan dari kelompok advokasi lingkungan E2 pekan lalu menyebutkan bahwa lapangan kerja di sektor energi bersih seperti tenaga surya, angin, dan industri terkait lainnya tumbuh tiga kali lebih cepat dibandingkan tenaga kerja AS secara keseluruhan pada 2024. Laporan itu memperingatkan banyak pekerjaan bisa hilang akibat upaya Trump menghentikan energi terbarukan.

Wright juga mengatakan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk menghadiri pertemuan iklim PBB di Brasil pada November mendatang. Meski begitu, ia menambahkan dirinya senang berdiskusi tentang energi dan iklim dengan orang-orang yang berbeda pandangan dengannya, sehingga tidak ada yang mustahil terkait partisipasinya di Brasil.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nuzulia Nur Rahmah

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...