Bank DBS: Diversifikasi Bisnis, Peluang di Tengah Tren Transisi Energi

Muhammad Taufik
Oleh Muhammad Taufik - Tim Publikasi Katadata
31 Mei 2023, 12:47
Gerai Bank DBS pada pameran Indonesia Fintech Festival and Conference 2016 di Tangerang, Banten, 30 Agustus 2016.
Katadata | Arief Kamaludin
Gerai Bank DBS pada pameran Indonesia Fintech Festival and Conference 2016 di Tangerang, Banten, 30 Agustus 2016.

Menurut Bank DBS, saat ini sejumlah perusahaan tambang batubara memang sedang mengembangkan pembangkit listrik batubara non-termal, termasuk energi baru terbarukan (EBT). Namun, pemerintah Indonesia perlu terlibat dalam menghadapi berbagai tantangan pengembangan EBT. Tantangan itu meliputi akses yang terbatas terhadap pembiayaan, transmisi listrik, dan lokasi.

Untuk membantu upaya tersebut, saat KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022 lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menandatangani kesepakatan pendanaan sebesar US$20 miliar untuk pengembangan EBT Tanah Air. Kesepakatan ini akan mendorong Indonesia beralih dari energi batubara.

Selain itu, ada alternatif lain yang dipandang lebih menjanjikan. Terkini, Indonesia tengah berfokus pada hilirisasi bijih untuk meningkatkan nilai sumber daya alam. Peluang itu akan membuka peluang diversifikasi baru untuk perusahaan energi. Salah satunya dengan mengembangkan potensi kendaraan listrik dan komponen lainnya, khususnya baterai.

Ambisi ini bermula dari larangan ekspor bijih nikel Indonesia ke Uni Eropa. Larangan yang dikeluarkan pada 2014 dan 2019 ini menuntut para perusahaan tambang mengolah bijih nikel di Indonesia. Pemerintah hanya mengizinkan bijih nikel untuk perusahaan pertambahan logam. Mereka juga diminta untuk menunjukkan kemajuan konkret atas smelter.

Riset yang sama menjelaskan bahwa upaya itu membutuhkan rantai pasokan nikel yang lebih banyak. Akan tetapi, upaya ini membutuhkan energi yang lebih bersih.

Sebagaimana diketahui, nikel merupakan salah satu komponen utama baterai electric vehicle (EV). Sedangkan, Indonesia adalah salah satu produsen nikel terbesar di dunia. Maka dari itu, peluang penggunaan energi bersih kian terbuka, baik dalam peleburan bijih nikel maupun pengembangan ekosistem EV.

Selain itu, infrastruktur pendukung seperti kawasan industri dan pelabuhan juga membutuhkan pasokan energi. Bahkan, ada peluang pemanfaatan carbon capture and storage/carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS) untuk pembangkit listrik berbahan bakar batubara sebagai bagian dari rencana emisi nol bersih.

Pemanfaatan CCS/CCUS dalam pembangkit listrik berbahan bakar batubara dapat meminimalisir emisi. Akan tetapi teknologi ini masih dalam proses pengembangan. Saat ini, dalam lanskap global, teknologi CCS/CCUS masih menjadi barang langka.

Ke depan, CCS/CCUS akan berguna untuk mengurangi emisi di tempat penambangan dan eksplorasi yang mengeluarkan banyak emisi, seperti tambang minyak dan batubara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...