Transisi Energi, Jalan Memperkuat Pertumbuhan Ekonomi

Nadhira Shafa
19 Desember 2023, 16:44
Ilustrasi transisi energi.
Katadata
Ilustrasi transisi energi.

Transisi energi hijau, yaitu perubahan dari penggunaan energi fosil yang mencemari lingkungan menjadi energi baru dan terbarukan (EBT) yang bersih dan berkelanjutan, menjadi salah satu isu penting yang dibahas dalam forum internasional, seperti Konferensi Perubahan Iklim (COP28) dan KTT G20.

Transisi energi adalah upaya untuk menekan risiko pemanasan global yang dapat mengancam kehidupan di masa depan. Transisi energi juga bisa diartikan sebagai sebuah jalan ke arah transformasi energi global menjadi nol karbon. 

Hal tersebut berpatokan pada perubahan sektor energi global dari produksi dan konsumsi energi fosil menjadi energi terbarukan yang lebih berkelanjutan. International Renewable Energy Agency (IRENA) menyebutkan, transisi energi merupakan perubahan energi dari bahan bakar fosil menjadi energi hijau.

Indonesia, sebagai negara berkembang dengan potensi EBT yang besar, juga berkomitmen melakukan transisi energi hijau sebagai upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan mencapai net-zero emission pada tahun 2060.

Aksi serukan transisi energi terbarukan
Aksi serukan transisi energi terbarukan (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.)

Dampak Transisi Energi bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Transisi energi hijau tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, tetapi juga bagi perekonomian. Menurut publikasi IRENA, percepatan transisi energi dapat menumbuhkan ekonomi dunia sebesar 2,4% di atas perkiraan pertumbuhan normal.

Ini karena EBT memiliki biaya operasional yang lebih rendah, mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan mengurangi ketergantungan terhadap fluktuasi harga bahan bakar fosil.

Di sisi lain, transisi energi hijau juga menimbulkan tantangan dan risiko, terutama bagi negara-negara yang masih bergantung pada energi fosil sebagai sumber pendapatan dan tenaga kerja. Oleh karena itu, diperlukan strategi transisi yang adil dan terjangkau, yang memperhatikan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Untuk membahas isu-isu tersebut, Greenpeace Indonesia dan Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menggelar talkshow bertajuk “Nasib Transisi Ekonomi Hijau di Tahun Politik” yang digelar secara hybrid pada Selasa (19/12).

Talkshow ini menghadirkan dewan pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2024. Mereka adalah Irvan Pulungan (TPN Anies-Muhaimin), Drajad Wibowo (TPN Prabowo-Gibran), dan Agus Hermanto (TPN Ganjar-Mahfud).

Selain itu, talkshow ini juga mengundang Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti, Leonard Simanjutak, dan Direktur CELIOS Bhima Yudhistira, Country Director Greenpeace Indonesia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...