BI Arahkan Perbankan Tingkatkan Penyaluran Kredit ke Sektor Hijau

Tia Dwitiani Komalasari
28 Maret 2024, 09:08
Seorang karyawan menghitung uang nasabah di Kantor Cabang BNI Jakarta Pusat, Jumat (27/5/2022). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Mei 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen, sejalan dengan perlunya menjaga stabilit
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Seorang karyawan menghitung uang nasabah di Kantor Cabang BNI Jakarta Pusat, Jumat (27/5/2022). Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Mei 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 3,5 persen, sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi, serta upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Button AI Summarize

Bank Indonesia (BI) mengarahkan perbankan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor hijau. Selain itu perbankan juga diminta meningkatkan pembiayaan ke sektor inklusif.

"Kami arahkan untuk meningkatkan penyaluran kredit ke sektor inklusif dan hijau, sehingga motif komersial dan keberlanjutan dari pembiayaan perbankan dapat terus kita jaga keseimbangannya," kata Deputi Gubernur BI Juda Agung dalam Peluncuran dan Seminar Kajian Stabilitas Keuangan Nomor 42 di Jakarta, Rabu (28/3) seperti dikutip dari Antara.

Untuk memperkuat penyaluran kredit dalam waktu dekat, BI akan memperkuat implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dengan mengoptimalkan insentif likuiditas yang tersedia.

"Saat ini masih ada potensi likuiditas lebih dari Rp100 triliun yang belum dimanfaatkan oleh bank untuk penyaluran kredit," ujar Juda.

BI akan melihat sektor-sektor yang dapat mendorong pertumbuhan kredit produktif sehingga insentif likuiditas yang diberikan Bank Indonesia benar-benar dimanfaatkan untuk mendorong perekonomian nasional.

Peningkatan inklusi ekonomi dan keuangan juga didorong melalui pembiayaan inklusif syariah yang tumbuh positif baik melalui sektor keuangan komersil syariah maupun keuangan sosial syariah.

BI terus melakukan penguatan strategi pengembangan ekonomi dan keuangan inklusif, melalui empat pilar strategi, yaitu pemberdayaan ekonomi, perluasan akses dan literasi keuangan, peningkatan akses pembiayaan, serta pelindungan konsumen.

Di sisi intermediasi, pembiayaan inklusif menunjukkan perkembangan yang positif. Pada 2023, kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tumbuh sebesar 8,03 persen secara year on year (yoy) dengan tingkat risiko yang terjaga, ditopang oleh dukungan program pemerintah Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta terjaganya kinerja usaha UMKM.

Pembiayaan kepada UMKM turut didukung oleh peran Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), terutama perusahaan pembiayaan dan fintech, untuk menangkap besarnya potensi pelaku UMKM yang unbanked, termasuk segmen Ultra Mikro.

Sementara, untuk memperkuat pengelolaan likuiditas bank di tengah pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang belum terlalu kuat, BI juga sedang menggodok kebijakan makroprudensial yang bertujuan untuk mengoptimalisasi non-traditional funding dengan tetap mengedepankan aspek prudensial yang memadai.

Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...